Ratusan pengungsi itu dipindahkan ke lokasi penampungan sementara di bekas gedung Kodim di Kalideres, Jakarta Barat, menggunakan enam bus Transjakarta.
"Tadinya kita mau (pindah) ke Islamic Center, tapi karena (jumlah pengungsi) makin lama makin banyak maka kita tempatkan di eks Kodim Jakarta Barat," kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi saat ditemui di lokasi, Kamis.
Prasetyo juga menjelaskan bahwa pemerintah daerah akan membiayai makan dan minum serta menyediakan penampungan sementara selama sepekan. Adapun kelanjutan dari nasib mereka adalah tanggung jawab UNHCR.
"Kita yang tidak terlibat akhirnya melibatkan diri cuma karena kemanusiaan. Saya minta kepada UNHCR harus punya solusi yang konkret," ujarnya.
Baca juga: Ratusan pencari suaka di Kebon Sirih butuh bantuan makanan
Baca juga: Pengungsi duduki jalanan di depan kantor UNHCR
Baca juga: Bus Transjakarta disiapkan angkut pencari suaka Kebon Sirih
Baca juga: Kemensos beri bantuan dan pendampingan psikososial bagi pencari suaka
Ratusan pengungsi korban perang ini sebelumnya mengaku pindah dari Kalideres ke Kebon Sirih karena tidak mendapat kepastian dari UNHCR terkait proses suaka.
Mereka lantas menanti kabar itu dengan mengelar unjuk rasa dan menginap di depan Menara Ravindo yang merupakan lokasi kantor UNHCR.
"Kami tidak ingin kembali ke negara kami, ratusan orang mati karena perang. Kami ingin ke Australia dan minta kejelasan proses suaka," kata Mohammed Mohsin, seorang pengungsi asal Afganistan.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019