"Era globalisasi ini membawa tantangan tertentu ke dalam pengembangan nilai-nilai budaya tradisional sehingga harus dapat menghadapi pengaruh negatif konsumerisme dan penyebaran informasi yang tidak terverifikasi atau tipuan juga erosi terhadap nilai-nilai agama, budaya tradisional, toleransi serta kebersamaan," katanya di Auckland, Sabtu.
Menurut Puan, meskipun setiap bangsa hidup dan membangun dalam budayanya sendiri, namun juga memiliki komitmen untuk membangun peradaban budaya dunia lebih baik, di mana inovasi teknologi serta industri modern yang menjadi semakin cepat juga dinamis telah membentuk masyarakat lebih terbuka, terhubung dengan baik dalam sosial budaya, ekonomi dan politik.
Baca juga: Menlu Retno: Pasifik prioritas politik luar negeri Indonesia
"Sudah saatnya untuk mengarahkan perhatian tentang bagaimana dapat membimbing globalisasi dan kekuatan pasar bebas dengan lebih baik dengan gagasan komitmen bersama," katanya lagi.
Dia menjelaskan selain itu juga berkolaborasi dalam memajukan pengembangan sumber daya manusia, mengatasi kesenjangan teknologi, sosial dan ekonomi antara negara dan peningkatan serta degradasi lingkungan juga kelangkaan sumber daya alam.
"Sehingga forum budaya dalam Pacific Exposition 2019 ini berupaya untuk mengangkat tema tentang langkah ke depan kami dalam membina kerja sama budaya di antara negara Pasifik," ujarnya.
Dia menambahkan semoga semua dapat saling berbagi dan belajar dari pengalaman yang berbeda serta mendorong melalui inisiatif baru untuk mempromosikan nilai budaya yang membantu menciptakan kemakmuran bersama, perdamaian, toleransi serta kemanusiaan.
Baca juga: Puan ajak negara-negara Pasifik kolaborasi budaya
Baca juga: Menlu gelar pertemuan bilateral dengan sembilan negara Pasifik
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019