"Dan saya melihat pilihan menggunakan MRT adalah sebuah simbol yang punya makna filosofis tapi juga milenial," kata Bamsoet di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Pengamat: Restu Jokowi jadi faktor caketum Golkar menangkan kontestasi
Baca juga: Ketua DPP Golkar: Jokowi nyaman dengan kepemimpinan Airlangga
Baca juga: Rizal Mallarangeng ingatkan Bamsoet mampu menahan diri
Dia mengatakan, MRT adalah sebuah perjalanan dari suatu tempat ke tempat tujuan, sebelum sampai tujuan ada proses antrian, melewati stasiun-stasiun dan ada banyak lagi hal-hal yang dapat dimaknai sebagai sebuah peristiwa yang berkelanjutan.
Menurut dia, di dalam MRT ada banyak orang dengan masing-masing kepentingan namun tertib ikut aturan dan arahan dalam satu rangkaian gerbong yang sama.
"Di dalamnya tidak ada perbedaan, namun yang ada adalah persatuan," ujarnya.
Bamsoet menilai pertemuan kedua tokoh tersebut di MRT merupakan simbol agar Indonesia tetap kuat dalam satu rangkaian gerbong yang bernama NKRI yang ramah, beradab, tertib, tertata dan milenial.
Menurut dia, pertemuan Jokowi dengan Prabowo membahagiakan banyak pihak, sejuk, adem dan tentram, dan saat ini yang ada hanya 03 yaitu persatuan Indonesia.
"Tidak ada lagi 01 atau 02 hari ini jauh lebih maju, yang ada hanya Garuda Pancasila? Tidak ada lagi 'cebong' atau 'kampret'," ujarnya.
Menurut Bamsoet, kalau saat ini masih ada perbedaan pilihan dalam sebuah kontestasi seperti di Munas Partai Golkar namun disikapi dengan cara-cara otoriter, maka harus diluruskan dan dilawan.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019