Puskesmas Kalideres menggelar pemeriksaan kesehatan terhadap ibu hamil yang merupakan pengungsi suaka yang berada di penampungan sementara gedung bekas Komando Militer (Kodim) Kalideres, Jakarta Barat, Senin.Total pasien pengungsi pencari kuasa yang terdaftar di Puskesmas Kalideres mencapai 500 orang sejak Kamis (11/7)
Kepala Puskesmas Kalideres Linda Lidya mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan tersebut bertujuan untuk memantau kesehatan para pengungsi suaka, khususnya para ibu hamil.
Baca juga: Wakil Walikota Jakbar imbau pengungsi suaka jaga ketertiban
"Kegiatan hari ini pelayanan kesehatan seperti sudah kita mulai sejak Kamis sore," katanya saat ditemui di lokasi pengungsian.
Linda melanjutkan, pemeriksaan kesehatan itu dilakukan oleh para dokter tidak hanya untuk ibu hamil melainkan juga para bayi dan balita.
“Pemeriksaan makan tambahan buat ibu hamil dan balita," ujarnya.
Pemeriksaan tersebut dilakukan karena adanya intruksi dari Wakil Walikota Jakarta Barat Muhammad Zen yang meminta pihak puskesmas untuk memberikan perhatian lebih kepada ibu hamil, bayi, balita, dan lansia.
“Kalau yang umur dewasa kan sudah tahan banting,” kata Zen saat berkunjung ke lokasi pengungsian, Senin siang.
Baca juga: Jakbar intruksikan copot spanduk penolakan pengungsi di Kalideres
Menurut Linda, meskipun Senin ini jumlah pasien menurun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, namun total pasien pengungsi suaka sejak Kamis lalu hingga Senin ini mencapai lebih dari 500 jiwa.
"Kalau kemarin waktu itu Jumat 90 orang, Sabtu 200-an lebih. Dan hari selanjutnya juga 200 lebih," katanya.
Linda menambahkan, Puskesmas Kalideres tidak hanya menyediakan pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik, melainkan juga pelayanan konseling kesehatan psikis dari pasa psikolog puskesmas se-Jakarta Barat.
"Kami juga menyediakan konseling psikologis bagi yang stres atau tertekan. Jadi mereka bisa datang ke kami jika ada yang perlu diceritakan atau dicarikan solusi,” katanya.
Baca juga: Jakbar tunggu arahan pemerintah terkait pengungsi di Kalideres
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019