Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) perlu waktu untuk "membangun kapasitas," dan karena itu harus mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap pembangunan, kepala lembaga perbankan tersebut mengatakan baru-baru ini.Kami memiliki dana terbatas, jadi sulit untuk menyelesaikan semua masalah dalam semalam
Anggota AIIB memiliki berbagai permintaan dan ada perbedaan yang relatif besar dalam permintaan mereka antara negara-negara berkembang dan negara maju, kata Presiden AIIB, Jin Liqun. "Kami memiliki dana terbatas, jadi sulit untuk menyelesaikan semua masalah dalam semalam."
Meskipun tidak semua harapan mereka dapat dipenuhi dalam jangka pendek, lembaga ini akan melanjutkan upayanya untuk memperluas kamp peminjam serta meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan, kata Jin.
Jin membuat pernyataan setelah pertemuan tahunan keempat Dewan Gubernur AIIB berakhir di Luksemburg pada Sabtu. Selama pertemuan, AIIB memperluas keanggotaannya menjadi 100 dengan persetujuan dari pendatang baru Afrika di Benin, Djibouti ,dan Rwanda.
Lembaga keuangan multilateral yang diinisiasi China ini mulai beroperasi pada Januari 2016 dengan 57 anggota pendiri, dengan agenda yang berfokus pada mendukung pembangunan berkelanjutan melalui infrastruktur dan sektor produktif lainnya di Asia dan sekitarnya.
Baca juga: Temui Jokowi, AIIB China tawarkan pinjaman satu miliar dolar
Baca juga: Pinjaman AIIB China difokuskan biayai proyek kereta dan energi terbarukan
Baca juga: Presiden apresiasi AIIB biayai proyek di Indonesia
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019