"Benar, kami tadi mendapatkan informasi ada salah seorang jamaah asal Pacitan wafat di Madinah," ujar sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Jamal, kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Calon haji yang wafat atas nama Soeratno G Mangun Wijoto, berusia 73 tahun asal Kelurahan Ploso Pacitan yang termasuk dalam kelompok terbang (kloter) 4.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Soeratno wafat pada Senin (15/7) pukul 10.26 waktu setempat akibat penyakit lambung atau gastritis dan dehidrasi akut.
Setelah dilakukan pengurusan administrasi dan mendapatkan CoD (Certificate of Death), almarhum dimakamkan di kuburan Baqi pada Senin malam (16/7) usai maghrib.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari TPHI Kloter 04 SUB yang diterima oleh Kasi PHU Kabupaten Pacitan Agus Hadi Prabowo bahwa sebelum wafat, Soeratno sempat ditangani di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Menurut Agus, salah seorang dokter yang menangani, dr Hendra Praja menyampaikan bahwa pasien mengalami peradangan abdomen akut dan sempat dirawat di KKHI di Madinah sejak Minggu (15/7) malam.
"Kondisi ini diperberat dengan perubahan cuaca ekstrem dan kekurangan cairan," katanya.
Di sisi lain, bagi jamaah haji yang wafat di Tanah Suci, akan mendapatkan asuransi sesuai peraturan yang ada, namun terkait besaran nilainya masih menunggu kepastian dari pusat.
Baca juga: PPIH Embarkasi Surabaya catat 8.900 JCH telah berangkat ke Tanah Suci
Baca juga: Tiwa tercatat calon haji tertua melalui Embarkasi Surabaya
Baca juga: Pasutri tertunda berhaji karena istri hamil dua minggu
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019