• Beranda
  • Berita
  • Penjualan hewan kurban di Sampit tetap laris meski harga naik

Penjualan hewan kurban di Sampit tetap laris meski harga naik

16 Juli 2019 21:33 WIB
Penjualan hewan kurban di Sampit tetap laris meski harga naik
Masdar memberi makan sapi yang ada di kandangnya, Penjualan sapi di Sampit tetap tinggi meski harga sapi naik, Selasa (16/7/2019). (FOTO ANTARA/Norjani)

Minat umat Islam untuk melaksanakan ibadah kurban tetap tinggi. Harga ada kenaikan sekitar Rp1 juta per ekor. Harga sudah naik dari pemasok

Penjualan hewan kurban, khususnya sapi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah ini tetap laris meski ada kenaikan harga dibanding tahun lalu.

"Minat umat Islam untuk melaksanakan ibadah kurban tetap tinggi. Harga ada kenaikan sekitar Rp1 juta per ekor. Harga sudah naik dari pemasok," kata Masdar, penjual sapi kurban di Jalan HM Arsyad Sampit, Selasa.

Masdar membeli sapi ras Bali yang didatangkan dari sejumlah daerah di Sulawesi pada awal Juli. Dia mendatangkan empat truk berisi 60 ekor sapi dan saat ini sudah laku sekitar 20 ekor.

Selama ini penjual sapi di Sampit mendatangkan sapi dari Sulawesi dan Madura Jawa Timur. Masdar sengaja mendatangkan sapi ras Bali dari Sulawesi karena selama ini sapi jenis ini paling banyak laku dan disukai pembeli karena dinilai dagingnya lebih banyak atau padat.

Tahun ini harga sapi yang dijual berkisar antara Rp13 juta untuk ukuran sedang hingga Rp29 juta untuk ukuran jumbo. Dia bersyukur karena hingga saat ini penjualan sapi cukup bagus.

Saat hari Raya Idul Adha tahun lalu, penjual sapi di Sampit mendatangkan sekitar 300 ekor sapi dari Sulawesi. Masdar berharap penjualan sapi kurban tahun ini meningkat. Dia siap mendatangkan sapi tambahan jika memang permintaan tinggi.

Pembeli tidak hanya berasal dari kawasan Kota Sampit, tetapi juga dari sejumlah kecamatan yang jauh dari pusat kota. Bahkan tahun lalu, Masdar bersama rekan-rekannya menjual sapi hingga ke daerah tetangga yakni Kabupaten Seruyan.

"Kami mendatangkan sapi dari luar daerah juga karena ingin membantu lantaran kebutuhan daging dan sapi kurban di daerah ini tinggi. Kalau tidak didatangkan dari luar daerah, bisa tidak cukup. Kasihan warga yang ingin berkurban," tambah Masdar yang juga Ketua Karang Taruna Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Sapi didatangkan ke Sampit menggunakan kapal laut. Dia bersyukur saat ini kondisi gelombang tidak terlalu tinggi sehingga sapi tiba dengan selamat, tetap sehat dan tidak ada yang sampai cedera.

Pria yang sudah empat tahun berjualan sapi kurban ini meyakinkan bahwa sapi kurban yang dijualnya bebas dari penyakit. Sapi yang dikirim ke Sampit sudah melalui pemeriksaan kesehatan dan mendapat izin dari Balai Karantina di daerah pengirim.

Tidak hanya itu, setelah tiba di Sampit pun sapi-sapi itu kembali diperiksa oleh dokter hewan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur. Hal itu untuk memastikan sapi-sapi tersebut bebas dari penyakit.

"Sapi-sapi yang kami jual bebas dari penyakit seperti antraks, sapi gila dan penyakit lainnya. Kalau ada yang sakit pun langsung disuntik oleh dokter hewan agar sapi itu kembali sehat," kata Masdar.

Baca juga: Tanah Datar kembali siapkan sapi kurban untuk Presiden

Baca juga: RPH Giwangan Yogyakarta buka layanan pemotongan hewan kurban

Baca juga: Harga kambing mulai naik jelang Idul Adha

 

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019