Selama ini kita menggali mengganggu lalu lintas dan akibatnya banyak yang terganggu. Dengan ini jadi ramah lingkungan, tidak akan ganggu 'traffic' juga lebih ramah lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong teknologi "trenchless" yang menggarap pekerjaan di bawah permukaan tanah tanpa galian melalui pameran dan workshop Trenchless Asia 2019 di Jakarta International Expo, Kemayoran, 17-18 Juli 2019.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin saat membuka acara Trenchless Asia 2019 di Jakarta, Rabu, mengatakan "trenchless" merupakan teknologi baru dalam pembangunan infrastruktur.
"Selama ini kita hanya mengenal 'open trench' (penggalian konvensional), ini jadi kesempatan utama untuk melihat perkembangan teknologi 'trenchless'," katanya.
Teknologi "trenchless" mengintegrasikan teknologi digital jasa konstruksi yang dipergunakan untuk memasang infrastruktur bawah tanah tanpa mengganggu bangunan atau bentang alam yang ada di atasnya.
Teknologi itu diklaim lebih ramah lingkungan; meminimalisir dampak sosial terhadap terhadap kondisi di sekitar lokasi proyek; meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja konstruksi; durasi proyek lebih singkat, sehingga biaya konstruksinya lebih murah; dan menjamin pencapaian kualitas konstruksi.
"Selama ini kita menggali mengganggu lalu lintas dan akibatnya banyak yang terganggu. Dengan ini jadi ramah lingkungan, tidak akan ganggu 'traffic' juga lebih ramah lingkungan dan harapannya tidak mengganggu masyarakat," katanya.
Syarif menuturkan teknologi tersebut telah mulai digunakan pada 2015 terutama di wilayah pengeboran minyak dan gas. Sejumlah proyek di Indonesia juga telah memanfaatkan teknologi tersebut untuk pembangunan air limbah atau air minum.
"Teknologi ini bisa diterapkan di daerah. Ini kan teknologi, jauh lebih mudah, cepat, dan murah. Saya yakin karena kita melihat perbandingannya antara 'open trance' ini. Siapa pun bisa menggunakannya sekarang," katanya.
Kementerian PUPR sendiri sudah mulai menggunakan teknologi "trenchless" pada beberapa proyek seperti sudetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, proyek pembangunan jalan tol Cisumdawu, proyek pembangunan air limbah di beberapa kota besar di Indonesia yaitu Denpasar, Jogja, dan Medan.
Selain itu, sebuah kajian terkait biaya langsung yang ditimbulkan oleh metode "trenchless" dibandingkan metode konvensional (open trench) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi trenchless pada salah satu kegiatan yaitu penggalian (excavation) hingga kedalaman 1,5 m hanya membutuhkan biaya sebesar 3,12 dolar AS/m3, dibanding 18,46 dolar AS/m3 pada metode open trench.
Trenchless Asia 2019 terselenggara atas kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, The International Society for Trenchless Technology (ISTT), Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), dan Westrade Group United Kingdom LTd.
Pameran Trenchless Asia 2019 diikuti oleh lebih kurang 30 negara dari Eropa, Amerika, dan Asia, dengan target pengunjung dan peserta dari Malaysia, Filipina, Singapura, Australia, China, Hongkong, Jepang, Korea, India, dan Thailand.
Pameran ini pertama kalinya akan diadakan di Jakarta dan merupakan agenda tahunan ke-11 kalinya, di mana sebelumnya Trenchless Asia 2018 diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca juga: Menteri PUPR: Industri konstruksi mesti kuasai teknologi 4.0
Baca juga: Kejar ketertinggalan, Menteri Basuki akui penggunaan teknologi dan inovasi percepat penyelesaian infrastruktu
rBaca juga: Kejar ketertinggalan, Menteri Basuki akui penggunaan teknologi dan inovasi percepat penyelesaian infrastruktur
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019