Industri manufakturing Indonesia tumbuh positif

18 Juli 2019 14:46 WIB
Industri manufakturing Indonesia tumbuh positif
Pengunjung mengamati peralatan industri yang dipamerkan pada pameran 'Manufacturing Surabaya' di Surabaya, Jawa Timur. Pameran berbagai mesin, perlengkapan dan peralatan industri manufaktur itu berlangsung sampai 20 Juli 2019. (Antara Jatim/Didik Suhartono/ZK)
Industri manufakturing Indonesia kurun setahun terakhir tumbuh positif, sesuai catatan Kementerian Perindustrian yakni kinerja sektor manufaktur melampaui pertumbuhan ekonomi, kata pelaku industri manufaktur Indonesia yang juga penyelenggara pameran manufaktur di Surabaya.

"Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia cukup bagus, termasuk di Jawa Timur yang masih terbuka lebar dan berkembang," kata Event Director PT Pamerindo Indonesia, Maysia Stephanie di Surabaya, Kamis.

Ia mencontohkan seperti Industri mesin dan perlengkapan di Indonesia yang tumbuh sebesar 9,49 persen, industri kulit dan alas kaki sebesar 9,42 persen serta industri logam dasar mencapai 8,99 persen.

Sektor lainnya juga mengalami pertumbuhan seperti kebutuhan furnitur di dalam negeri yang terus meningkat sejalan dengan mulai membaiknya bisnis properti.

Menurut data Kementerian Perindustrian, kata dia, industri furnitur masih menempati urutan tertinggi dengan pertumbuhan 14,27 persen di triwulan IV 2018 dibandingkan triwulan III, diikuti industri barang galian bukan logam sebesar 9,84 persen, industri logam dasar 7,28 persen, dan industri pengolahan tembakau 6,96 persen.

Sementara industri minuman tumbuh 5,98 persen, diikuti industri pakaian jadi yang tumbuh 5,18 persen.

Untuk Jatim, Maysia mengatakan sesuai Badan Pusat Statistik (BPS) setempat juga mencatat pertumbuhan industri manufaktur sepanjang triwulan IV 2018 yang mencapai 0,56 persen dibanding triwulan III pada tahun yang sama, begitu juga jika dibandingkan dengan tahun lalu pertumbuhan industri besar dan sedang mencapai 7,19 persen.

Oleh karena itu, kata dia, PT Pamerindo Indonesia menggelar pameran Manufacturing edisi ke-15 di Surabaya, dan berisi mesin, perlengkapan dan peralatan industri manufaktur pada 17 hingga 20 Juli 2019 di Grand City Convention & Exhibition Center, Surabaya, Jawa Timur.

"Pameran kali ini diikuti oleh lebih dari 270 perusahaan terkemuka di industri manufaktur dari 15 negara, dan bertujuan mempertemukan pemain industri manufaktur dari berbagai sektor dan membuka lebih banyak peluang untuk kolaborasi, investasi, dan bisnis secara umum," katanya.

Ia berharap, pameran perlengkapan serta peralatan Manufacturing Surabaya ini dapat menjawab kebutuhan manufaktur saat ini, sehingga dapat mendukung dan mengubah masa depan industri manufaktur Indonesia lebih baik lagi ke depannya.

Salah satu pelaku industri barang konsumsi dari General Manager CV Anugerah Teknitama, Joko Marhendro mengapresiasi pameran ini, dan diharapkan memacu pemerataan pertumbuhan ekonomi.

"Sebab saat ini pemerintah sedang mengakselerasi pembangunan kawasan industri di luar Jawa khususnya di Indonesia Timur dan sekitar. Peluang tersebut mendorong pengembang kawasan industri," katanya.

Sementara itu, beberapa pemain besar dari dalam dan luar negeri juga bergabung dalam pameran dan menampilkan produk-produk unggulannya, seperti Autonics, Brother, Delta Prima Makmur, DMG Mori, ETA Indonesia, Epson Indonesia, First Machinery, Guhring, Haas Automation.

Selain itu Hitachi Asia, Indobuana Sarana Sukses, Jaya Metal Teknika, Kawan Lama, Kyoritsu Electric Indonesia, Metrix Inspira, Mitsubishi Electric, Nord Indonesia, Pandulima Jayateknik, Radiant Jaya Bersama, Riyadi Putra Makmur, Tata Rapika Globalindo, Takamaz Indonesia, Trakindo Utama, Trumpf Indonesia, dan masih banyak lagi.

Pameran dibuka gratis dan terbuka baik bagi pengunjung bisnis ataupun perorangan, hanya dengan membawa kartu nama atau undangan.

Baca juga: Kadin: Industri manufaktur perlu jadi prioritas investasi

Baca juga: Harapan pelaku industri pada periode kedua Jokowi





 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019