Lavrov, yang diwawancarai oleh Surat Kabar Jerman Rheinische Post, mengatakan, "Penghapusan sarang terorisme di Suriah dipandang sebagai kepentingan Uni Eropa sebab itu akan menurunkan tingkat ancaman pelaku teror dari wilayah tersebut dan akan mengurangi arus imigran."
Pada Rabu pagi (17/7), selama satu taklimat bersama Menteri Urusan Luar Negeri Republik Pantai Gading Marcel Amon-Tanoh di Moskow, Lavrov menegaskan bahwa AS dan sebagian negara Barat berusaha memperpanjang krisis di Suriah dan melindungi organisasi teror Jabhat An-Nusra guna mencapai sasaran geopolitik tertentu.
Selama wawancara itu, Lavrov menyatakan kehadiran pasukan Rusia di Suriah bertujuan memerangi terorisme atas permintaan Pemerintah Suriah, demikian laporan Kantor Berita Suriah, SANA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Lavrov: Pusat terorisme di Idlib, Suriah, harus dihapuskan
Ia mengatakan perubahan setiap peraturan mengenai kehadiran pasukan itu akan dilakukan oleh pemerintah terkait di kedua negara tersebut.
Rusia telah ikut dalam perang melawan terorisme itu di pihak Tentara Arab Suriah sejak 2015 atas permintaan Republik Arab Suriah dan selama masa itu kehilangan besar telah ditimbulkan pada organisasi fanatik tersebut.
Baca juga: Kemenhan: Pos Turki di Idlib digempur dari pasukan pemerintah Suriah
Baca juga: Rusia, Turki jadi mediator gencatan senjata di Idlib Suriah
Sumber: Sana Agency
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019