• Beranda
  • Berita
  • Dorong pengembangan sistem navigasi BPPT diskusi dengan Jepang

Dorong pengembangan sistem navigasi BPPT diskusi dengan Jepang

18 Juli 2019 22:42 WIB
Dorong pengembangan sistem navigasi BPPT diskusi dengan Jepang
Kepala Badan Pengkajian dan Penerangan Teknologi (BPPT) Unggul Priyonto (kanan) berbincang dengan Senior Advisor Science and Technology in Society (STS) Forum Tomihiro Taniguchi (tengah) dan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati Markum (kiri) dalam Lokakarya ASEAN-Jepang di Kuta, Bali, Kamis (20/4). Pertemuan tahunan yang dihadiri oleh institusi peneliti dan pengembangan serta pakar teknologi dari negara ASEAN dan Jepang itu untuk membahas inovasi teknologi untuk pembangunan ekonomi. (ANTARA FOTO/Wira Suryantala/wdy/17)

Posisi satelit QZSS sangat berdekatan langsung dengan wilayah Indonesia sehingga kita bisa mendapat keuntungan satu sistem GPS yang akurat dibandingkan dengan negara lain

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan pemerintah Jepang berdiskusi tentang kerja sama penggunaan satelit Quasi-Zenith Satellite System (QZSS) milik Jepang di Indonesia dan penelitian dan pengembangan perangkat pendukungnya untuk meningkatkan sistem navigasi di Indonesia.

"Posisi satelit QZSS sangat berdekatan langsung dengan wilayah Indonesia sehingga kita bisa mendapat keuntungan satu sistem GPS yang akurat dibandingkan dengan negara lain," kata perekayasa BPPT, Fadjar Rahino Triputra dalam keterangan pers yang diterima di Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis.

Quasi-Zenith Satellite System (QZSS) adalah sistem satelit navigasi lokal yang dikendalikan oleh pemerintah Jepang dalam National Space.

Fadjar mengatakan diskusi grup terfokus (Focus Group Discussion/FGD) itu sebagai kelanjutan dari kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sejak Februari 2018.

Dalam forum diskusi itu, diharapkan beberapa proposal yang bisa menjadi pilot project kegiatan penggunaan satelit QZSS dapat terealisasi.

Satelit itu berguna antara lain untuk memantau wilayah perbatasan dan menentukan lokasi yang lebih akurat dan yang bisa sampai centimeter bahkan millimeter.

Fadjar berharap BPPT dapat bekerja sama erat dengan Jepang karena mereka sudah membuat chip yang bisa menerima sinyal dari satelit, dan dalam waktu dekat pihak BPPT akan mencoba chip tersebut.

Baca juga: Jepang ajak Indonesia ciptakan kebebasan navigasi Laut China Selatan

Baca juga: AirNav Indonesia raih predikat excellent dalam jasa navigasi penerbangan

Baca juga: BPPT -Jepang kerja sama pengembangan obat anti-malaria

Baca juga: BPPT-Jepang uji reaktor biomassa penghasil methanol


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019