Setelah mengirim lima wakilnya ke perempat final, hanya pasangan Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang mampu meraih tiket ke babak empat besar yang akan digelar Sabtu (20/7) di Istora Gelora Bung Karno.
Wakil ganda campuran di hari keempat turnamen, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow harus mengemas koper, mereka tumbang di tangan unggulan kelima asal Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dalam pertandingan tiga gim 21-11 14-21 21-14 dalam waktu 60 menit, Jumat.
Tontowi yang baru berpasangan dengan Winny Oktavina Kandow awal tahun ini usai pensiunnya Liliyana Natsir, mengaku kalah strategi dan jam terbang melawan pasangan Malaysia.
Ketika berpasangan dengan Butet, Owi merajai sektor ganda campuran di dua turnamen Indonesia Open sebelumnya.
"Yang saya rasakan tadi main di gim pertama mungkin strategi kami kurang pas karena kami main seperti lambat," kata Owi usai laga.
Sementara itu, Winny mengaku beberapa kali membuat kesalahan karena terburu-buru melakukan eksekusi bola dan seperti yang dibilang pelatih Richard Mainaky, pasangan baru Owi itu belum memiliki jam terbang yang tinggi dibandingkan lawan yang dihadapinya hari itu.
"Saya lihat untuk Winny karena kalah pengalaman. Lawan telah mempunyai segudang pengalaman," kata Richard.
Selain itu, Winny masih terkadang ragu mengikuti strategi yang diinstruksikan di lapangan. "Antara percaya atau enggak."
"Masih butuh pengalaman lagi dan jam terbang," kata Richard.
Kemudian wakil dari sektor tunggal putra, Jonathan Christie mengalami kekalahan keduanya atas unggulan keempat Taiwan Chou Tien Chen dalam permainan tiga gim selama 1 jam 16 menit dengan skor 16-21 21-18 21-14.
Setelah rekor enam kali kemenangan, kekalahan pertama Jojo atas pemain Taiwan itu didapati ketika bertemu di Sudirman Cup 2019 di China.
"Untuk perbaikan ke depannya, saya harus lebih tenang, lebih sabar dan harus bisa cepat memutuskan strategi apa yang akan dipakai, baik ketika unggul atau saat tertinggal poin," kata unggulan keenam itu.
Kemudian, wakil ganda putra lainnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang merupakan unggulan enam turnamen berkelas Super 1000 itu ditaklukkan pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi 19-21 12-21 dalam waktu 42 menit.
Keduanya mengaku banyak melakukan kesalahan sendiri di sepanjang pertandingan. Kondisi itu pun dimanfaatkan oleh lawan untuk terus memimpin perolehan poin demi poin.
"Pertandingan tadi tidak berjalan seperti yang kami harapkan. Lawan sudah mengantisipasi pola permainan kami dengan baik, dan kami jadi susah untuk mengubah pola itu. Kami juga sudah kebanyakan melakukan kesalahan, jadi harus ganti pola main," ungkap Rian
Hoki/Kobayashi sebelumnya membuat kejutan usai menyingkirkan kompatriot senegaranya Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang merupakan unggulan kedua.
Baca juga: Fajar/Rian terhenti pada perempat final
Ganda Jepang itu akan menjajal Ahsan/Hendra, yang merupakan juara Indonesia Open 2013, di semifinal nanti.
Sedangkan di partai semifinal ganda putra lainnya akan mempertandingkan Kevin/Marcus dan Li Jun Hui/Liu Yu Chen, unggulan tiga dari China, yang sebelumnya menyingkirkan kompatriot senegaranya He Ji Ting/Tan Qiang 21-17 21-12.
Kevin/Marcus yang membawa status juara Indonesia Open 2018 itu pernah 10 kali bertemu dengan calon lawannya itu, dengan delapan kali menang dan dua kali kalah, namun menolak untuk jemawa.
"Head to head itu tidak berpengaruh. Kalau di lapangan itu kita mulai lagi dari nol. Kita sudah sama-sama tahu dan selalu ramai melawan mereka. Kami siap kasih yang terbaik saja buat besok," kata Kevin.
Sementara itu, Marcus akan mewaspadai serangan kencang dan tenaga calon lawannya pada babak empat besar nanti.
"Mereka juga tinggi-tinggi, jadi bola atasnya lebih susah," kata Marcus.
Jika kedua ganda putra Indonesia itu menang atas lawan-lawannya di semifinal, bisa dipastikan Indonesia mengunci satu gelar juara dari sektor itu karena kedua wakilnya bertemu di final.
Baca juga: Kevin/Marcus tantang unggulan ketiga China di semifinal
Baca juga: Hendra/Ahsan akui pertahanan Endo/Yuta sangat baik
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019