• Beranda
  • Berita
  • Mahasiswa UMM sulap sampah jadi furniture bernilai ekonomi tinggi

Mahasiswa UMM sulap sampah jadi furniture bernilai ekonomi tinggi

20 Juli 2019 19:12 WIB
Mahasiswa UMM sulap sampah jadi furniture bernilai ekonomi tinggi
Mahasiswa Prodi Kehutanan Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) UMM yang menyulap sampah plastik menjadi furniture bernilai ekonomi (Endang Sukarelawati)

Kelima mahasiswa tersebut adalah Ainun Fadillah, Agus Firmansyah, Dany Fiqrullah Jaki, Oktavian Dwi Sumbermanto, dan Samsul sebagai ketua tim.

Lima mahasiswa Program Studi (Prodi) Kehutanan Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi pengolahan sampah plastik yang disulap menjadi bahan baku furniture bernilai ekonomi tinggi.

Berawal dari keprihatinan mereka pada sampah plastik yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), mereka berupaya mencari solusi untuk mengurangi limbah sampah plastik sekaligus bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Ainun Fadillah, Agus Firmansyah, Dany Fiqrullah Jaki, Oktavian Dwi Sumbermanto, dan Samsul sebagai ketua tim. "Karena keprihatinan kami atas menggunungnya sampah di TPA, kami mencoba untuk mengolah sampah plastik sebagai bahan baku untuk furniture," kata Agus di Malang, Sabtu (20/7).

Agus menerangkan bahwa produk olahan mereka sangat ramah lingkungan serta tidak mencemari lingkungan sekitar. Hal ini dilihat dari cara mereka mengolah sampah yang akan dibakar. Dimulai dari proses memilah sampah-sampah plastik, seperti botol kemasan mineral, kresek ataupun bungkus jajanan plastik ke proses pembakaran.

Baca juga: Belasan mahasiswa asing UMM dikenalkan budaya Indonesia lewat KKN

"Karena saat dibakar sampah plastik ditutup dan asapnya disalurkan ke dalam air melalui selang yang dipasang sebagai satu-satunya saluran untuk mengeluarkan asap. Ini tidak akan merusak lingkungan karena karbon dioksida kita salurkan ke dalam sebuah wadah berisi air yang diletakkan di sebelah tempat pembakaran," tuturnya.

Cairan plastik hasil pembakaran dialirkan ke dalam cetakan yang berbentuk kotak berukuran 50 x 50 cm. Menariknya dari lempengan itu, PKM hasil bimbingan Dr Nugroho Tri Waskitho ini menghasilkan produk olahan berupa dingklik (bangku), meja, bahkan lemari dengan kisaran harga mulai dari Rp85 ribu-Rp250 ribu.

Proyek ini, sambung mahasiswa 2015 ini, didaftarkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan. "PKM kami dimulai sejak 2015 atau lebih tepatnya ketika kami sebagai mahasiswa baru. Kebetulan kami semuanya satu kelas, sehingga untuk koordinasi lebih mudah. Sekarang tinggal fokus pemasaran," katanya.

PKM garapan kelima mahasiswa ini sejalan dengan program yang tengah digalakkan UMM untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik. Kampanye ini dimulai dengan mendorong seluruh civitas akademika UMM melalui berbagai aksi kreatif, seperti melalui video berdurasi pendek di instagram dengan hastag #diemsampahplastik.

Baca juga: UMM wakili Indonesia di Kontes Robot Amerika untuk ketiga kalinya
Baca juga: Gel anti-aging dari kulit semangka ditemukan mahasiswa farmasi UMM




 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019