Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan dalam masa tanggap darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.
"Kami sangat peduli dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," kata Menteri Basuki.
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara Ditjen Cipta Karya melakukan mobilisasi tanggal 15 Juli 2019 berupa 1 unit mobil tangki air, 4 unit toilet darurat, 2 unit hidran umum, 1 unit genset, dan 5 unit tenda darurat.
Penyaluran bantuan dari Ternate ke lokasi bencana mengalami kendala, akibat sulitnya akses menuju lokasi karena hanya bisa dijangkau melalui laut serta ketersediaan perahu dan bahan bakar sehingga, pada hari pertama tim BPPW Maluku Utara hanya bisa mencapai ibukota Kecamatan Gane Barat yakni Desa Saketa.
Pada hari kedua, tanggal 16 Juli 2019, tim BPPW Maluku Utara berhasil menjangkau Desa Tabamasa dan Lemo menggunakan perahu motor dengan waktu tempuh 2,5 jam. Di lokasi tim segera menyerahkan bantuan dan melakukan pemasangan lima unit tenda darurat dan empat unit toilet.
Sementara itu, pada hari ketiga, 17 Juli 2019, Desa Gane Dalam, Ibukota Kecamatan Gane Barat Selatan, berhasil dijangkau dengan waktu tempuh lima jam dengan perahu motor dengan membawa Sembako karena tenda darurat semuanya sudah terpasang di Desa Lemo. Pemandangan di Desa Gane Dalam sebagian besar di daerah pesisir mengalami kerusakan berat.
Sedangkan untuk Kecamatan Kepulauan Joronga yakni di Desa Kukupang dengan lama waktu tempuh 2 jam dari Gane Dalam, secara umum tidak mengalami kerusakan berat dimana 30 rusak ringan dan 10 rumah rusak berat, serta satu dermaga rusak berat.
Secara keseluruhan, kebutuhan mendesak pada desa-desa terdampak bencana yakni tenda tanggap darurat 90 unit, toilet darurat 150 unit, profil tank 18 unit, mobil tangki dua unit, dan genset 3KVA 18 unit.
Koordinasi telah dilakukan oleh Tim BPPW Kementerian PUPR dengan Wakil Bupati Halmahera Selatan, Camat Gane Barat, Danrem, Kapolda di Desa Gane Dalam, BNPB Provinsi Maluku Utara, dan Direktur PDAM Halmahera Selatan.
Dari hasil identifikasi sementara berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, kerusakan rumah warga tersebar di sejumlah desa di wilayah Gane dan Bacan diantaranya di Desa Ranga-Ranga 300 unit, Desa Gane Dalam 380 unit, Desa Sawat enam unit, Desa Gaimu 10 unit, Desa Kuo 10 unit, Desa Liaro 20 unit, Desa Tomara 40 unit, dan Desa Tanjung Jere dua unit. Gempa juga menyebabkan dua sekolah dan satu rumah ibadah di Desa Ranga-Ranga rusak berat dan tiga sekolah serta satu masjid di Desa Gane rusak berat.
Infrastruktur air bersih di Kecamatan Gane Barat juga mengalami kerusakan diantaranya kantor dan Instalasi Pengolahan Air di Desa Seketa, kerusakan pipa air di Desa Tabamasa dan kerusakan dinding intake di Desa Gane Dalam.*
Baca juga: Berjibaku salurkan bantuan untuk korban gempa di Maluku
Baca juga: Bantuan capai daerah paling parah terdampak gempa Halmahera Selatan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019