• Beranda
  • Berita
  • Pakar: Tanaman pepohonan lebih efektif serap polutan

Pakar: Tanaman pepohonan lebih efektif serap polutan

22 Juli 2019 15:11 WIB
Pakar: Tanaman pepohonan lebih efektif serap polutan
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta. (Foto : ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras).

Semua daun bisa menyerap dan menjerap. Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas tidak?,

Pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N Dahlan mengatakan tanaman pepohonan sangat efektif dalam menyerap polutan yang menyebabkan polusi udara dibandingkan tanaman jenis lain.

"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya," katanya di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan tanaman pepohonan mampu menyerap polutan lebih tinggi karena memiliki jumlah daun yang banyak.

"Semua daun bisa menyerap dan menjerap. Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas tidak?," tegasnya.

Tanaman yang dapat menyerap polutan sangat tinggi, ujarnya adalah tanaman pepohonan yang berdaun banyak dan diameter daunnya cukup lebar, contohnya pohon trembesi atau disebut juga pohon hujan.

Dalam menyerap polutan tersebut, tanaman pada umumnya memiliki dua fungsi, yaitu menyerap polusi yang berbentuk gas dan menjerap polutan yang berbentuk debu.

Baca juga: Polusi udara membuat paru-paru menua lebih dini

Semua dedaunan, kata dia dapat menyerap polutan yang berbentuk gas.

Tetapi jika konsentrasi polutannya terlalu tinggi, maka tanaman tersebut akan mati keracunan.

Karena itu, sebaiknya tanaman tersebut perlu ditanam jauh sebelum konsentrasi gas polutan di udara terlalu tinggi.

Baca juga: Ini dia salah satu upaya urai polusi udara Jakarta

Sementara itu, saat berhadapan dengan polutan debu, tanaman juga memiliki fungsi menjerap partikel debu tersebut.

Tanaman akan menjerap partikel debu yang terbawa angin sementara waktu.

Partikel debu tersebut akan luruh ketika tanaman diguyur hujan.

Tanaman yang memiliki daya jerap cukup tinggi adalah tanaman yang bentuk daunnya berlekuk-lekuk tidak licin, contohnya daun jambu, kata dia.

Baca juga: Membedah strategi perbaikan kualitas udara di Jakarta

Pewarta: Katriana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019