"Enggak, enggak ada yang bentrok. Namanya orang satu rumah biasa bergesek-gesekan," kata Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta Taufan Bakri saat dikonfirmasi Antara, di Jakarta, Senin.
Baca juga: Dinsos DKI: Penampungan pencari suaka kemungkinan diperpanjang
Baca juga: Pengungsi pencari suaka di Kalideres didata
Baca juga: 300 koleksi buku jadi hiburan anak-anak pencari suaka
Sebelumnya, dikabarkan terjadi keributan antarpencari suaka di lokasi bekas Kodim Jakarta Barat, gara-gara berebut saat mengambil air wudhu, Minggu (22/7) lalu.
Taufan memastikan keributan itu hanyalah insiden kecil di tengah kondisi 1.300-1.400 pengungsi yang hidup bersama dalam satu lokasi.
Ia mengaku telah mendapatkan laporan tersebut, tetapi dipastikan tidak perlu mendapatkan perhatian serius karena hanya insiden kecil.
"Laporan ada, tetapi tidak kita tanggapi serius. Insiden kecil. Saya sudah koordinasi dengan UNHCR. Justru yang paling kita khawatirkan itu penolakan dari masyarakat," katanya.
Dari setiap laporan yang masuk, kata Taufan, jika memang mengandung kerawanan akan dianalisa lebih lanjut, termasuk jika ada pengungsi yang tidak taat aturan.
"Namun, namanya orang bersenggolan saat wudhu karena airnya kurang, ya. Enggak mungkin kan kita suplai air terus ke sana, satu hari sekian," katanya.
Bahkan, kata Taufan, orang yang tinggal di satu rumah secara bersama-sama bisa saja ribut ketika saling berebut mandi.
Sementara itu, Iwan, petugas Tagana Jakbar yang menjadi saksi mata menjelaskan keributan bermula saat pengungsi dari Afghanistan yang sedang mengantre air wudhu tiba-tiba diserobot pengungsi Somalia.
Aksi saling serobot itu, kata dia, sudah kerap terjadi, tidak cuma saat berwudhu, namun saat mengambil jatah makanan.
Keributan antara dua pengungsi itu ternyata memancing emosi para pengungsi lain dari kedua negara. Namun, segera mereda setelah dua pengungsi penyebab keributan dipanggil dan berdamai.
Beruntung, kata dia, insiden itu hanya menyebabkan korban luka ringan dan sudah diobati di klinik.
Saat ini, suasana di lokasi pengungsian terlihat normal. Para pencari suaka tampak beraktivitas di dalam, sementara sebagian bercengkerama di luar lokasi pengungsian.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019