Staf Program ACT Cabang Aceh Laila Khalidah di Banda Aceh, Senin mengatakan titik pendistribusian nasi lengkap lauk-pauk itu dilaksanakan di lokasi yang berbeda, seperti rumah sakit, halte bus, dayah atau pesantren, terminal, jembatan Pante Pirak, masjid-masjid, Pelabuhan Ulee Lheu, dan lain sebagainya.
"Paket yang kami namakan layanan makan gratis ini, didistribusikan di lokasi di mana masyarakatnya membutuhkan sesuai amanah dari pemilik warung Abu Nawas," ujarnya.
Ia mengatakan, program pembagian makanan gratis tersebut disambut bahagia oleh penerima manfaat, seperti penumpang bus, tukang parkir, pengemis, pemulung, penjual jamblang di sekitar jembatan, penarik becak, musafir, murid dayah yang sedang menuntut ilmu, mahasiswa, dan lain-lain.
Ia mengaku, pihaknya mencoba merangkul berbagai kalangan, terutama masyarakat kelas bawah yang layak menerima untuk berbagi kebahagiaan, salah satu di antaranya murid-murid dayah, dan anak-anak di panti asuhan yatim piatu.
Hingga kini, lanjut dia, pendistribusian masih berlanjut di lokasi yang berbeda dan semua berjalan lancar. Apalagi, katanya, semangat relawan dalam menyukseskan kolaborasi kemanusiaan Abu Nawas dan ACT ini sangat tinggi.
"Insya Allah, ACT siap menerima beragam kebaikan lainnya dari masyarakat untuk disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan," ujar Laila.
Ika Puspita Yuda (31), Pemilik Warung Bakso Abu Nawas mengatakan, pihaknya telah menawarkan pendistribusian paket makanan gratis ke beberapa mitra, dan tawaran ini mendapat sambutan cukup baik dari ACT Aceh.
Ia mengharapkan melalui pendistribusian makanan bisa bermanfaat ke warga. "Awal mula pendistribusian ini, ke depan mudah-mudahan jauh lebih banyak lagi yang bisa diberikan kepada masyarakat," ucapnya.
Pemahaman Ika terhadap makna sedekah dilatarbelakangi untuk saling berbagi, dan bersama suaminya telah melaksanakan program membagikan kebahagiaan, misalnya makan gratis setiap Senin dan Kamis bagi yang puasa sunah, dan membaca Surat Al-Kahfi.
Beberapa bulan ke depan dia akan mendirikan satu toko lagi dengan 100 persen keuntungan digunakan untuk bersedekah. "Kapan lagi kita bersedekah lebih besar, kecuali kalau kita punya bisnis sendiri, dan semua memang untuk kami sedekahkan. Saya dan suami memiliki satu visi dan misi yang sama, yaitu menjadikan bisnis bukan hanya sebagai ajang mencari rezeki, tetapi bisa juga membantu orang lain," kata Ika.
Baca juga: Bantu tukang sapu masjid di Aceh Utara, ACT galang bantuan
Baca juga: ACT Aceh luncurkan tujuh program "Marhaban Yaa Dermawan"
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019