Mikroorganisme di dedaunan yang sedang membusuk mempunyai kemampuan menyerap pencemar udara karbon monoksida (CO), kata Prof Endes N. Dahlan, ahli tanaman hutan kota dari Institut Pertanian Bogor.Jadi sebaiknya dedaunan pepohonan itu jangan dibakar...
"Gas CO ini hanya bisa diserap tidak oleh dedaunan, tapi oleh mikroorganisme yang ada di lantai hutan, yang ada di dedaunan yang sedang membusuk," katanya dalam wawancara melalui telepon dari Jakarta, Selasa.
Mikroorganisme di dedaunan yang sedang membusuk, ia melanjutkan, membantu mengatasi polusi udara dengan menyerap gas karbon monoksida.
Oleh karena itu, dia mengatakan, dedaunan yang jatuh dari pohon lebih baik dibiarkan membusuk.
"Jadi sebaiknya dedaunan pepohonan itu jangan dibakar, disapu terus dibakar. Itu tidak bagus," katanya.
"Biarkan saja. Disimpan di tempat tertentu sehingga terjadi pembusukan," ia menambahkan.
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang membahayakan jika terhirup dalam jumlah banyak. Menurut Prof Endes, daya ikat karbon monoksida terhadap hemoglobin 200 hingga 300 lebih kuat dibandingkan dengan oksigen.
"Hemoglobinnya lebih senang berikatan dengan CO dibandingkan dengan oksigen. Jadi pada kasus anak yang dibiarkan tidur di dalam mobil dengan AC tetap menyala, akhirnya kekurangan oksigen anak itu," kata Endes.
Baca juga:
Polusi udara membuat paru-paru menua lebih dini
Pemprov DKI Jakarta canangkan peta jalan atasi pencemaran udara
Pewarta: Katriana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019