"Sekarang bukan saja di wilayah Wairiang yang terdampak kekeringan ekstrim tapi juga meluas ke Kecamatan Ile Ape, dan sebagian Kecamatan Nuba Tukan," katanya kepada Antara ketika dihubungi dari Kupang, Selasa.
Sebelumnya, pihak BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, mencatat wilayah Wairiang di Kabupaten Lembata merupakan salah satu yang mengalami hari tanpa hujan terpanjang yaitu 105 hari, selain itu wilayah Rambangaru, Kabupaten Sumba Timur 116 hari dan Kota Kupang 100 hari.
Baca juga: NTT alami hari tanpa hujan yang sangat panjang
Thomas Ola mengatakan, tidak hanya di Wairiang yang terdampak kekeringan ekstrim namun sudah meluas ke wilayah kecamatan lain di sekitarnya yang mulai mengalami krisis sumber air bersih maupun membuat masyarakat kesulitan menggarap lahan pertanian.
Atas kondisi ini, lanjutnya, pemerintah daerah menyiapkan mobil tangki untuk mendukung pasokan air bersih sesuai kebutuhan masyarakat di desa-desa yang terdampak kekeringan.
Baca juga: Lima kabupaten/kota di NTT darurat kekeringan
"Mobil tangki Pemda kami tempatkan di Wairiang maupun Ile Ape dan sekitarnya didukung Perusahaan Daerah Air Minum. Ada sekitar enam mobil tangki dari Pemda," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga telah mengimbau para pengusaha lokal yang memiliki mobil tangki untuk ikut serta menanggulangi dampak kekeringan.
Selain itu, lanjutnya, melalui forum penanggulangan bencana, pihaknya juga meminta partisipasi berbagai pihak untuk mengedukasi masyarakat agar bersama-sama mengantisipasi dampak kekeringan yang lebih parah.
Baca juga: BMKG: Enam kabupaten di NTT berpotensi alami kekeringan
"Edukasi ini penting agar masyarakat juga tidak memperparah dampak kekeringan seperti membakar lahan atau padang sembarangan, selain itu juga mengimbau masyarakat agar menggunakan air bersih secukupnya untuk kebutuhan yang lebih utama," ujarnya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019