"Kita melihat di tahun 2045 ekonomi kreatif dan ekonomi digital bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Bambang saat menghadiri diskusi Manfaat Ekonomi Digital di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa.
Bambang mengatakan sektor yang menggerakan roda ekonomi ke depannya bukan berasal dari pertambangan, pertanian, maupun manufaktur. Tiga sektor tersebut dianggap banyak mengalami kelemahan dan tidak bisa dijadikan andalan ekonomi Indonesia.
Justru yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju dengan mengoptimalkan ekonomi digital di sektor jasa. Tentu dengan catatan, tidak hanya sebatas euforia digital dan hanya berjaya di rumah sendiri, tapi memiliki kemampuan skala ekspor.
"Kita harapkan industri kreatif tidak jadi euforia dalam negeri tapi berorientasi ekspor. Karena itulah ciri negara maju tadi," kata dia.
Salah satu yang mesti dikejar adalah penciptaan entrepreneur di bidang ekonomi digital sebanyak-banyaknya. Pasalnya, indikator suatu bisa disebut sebagai negara maju, kata Bambang, adalah mayoritas penduduknya bekerja sebagai entrepreneur.
Bambang tidak menampik bahwa kreatifitas anak muda Indonesia pada ekonomi digital saat ini sangat besar. Bahkan pada gelaran Indonesia Development Forum 2019, beragam ide kreatif dalam penciptaan lapangan kerja baru bermunculan.
"Belakangan ini anak-anak muda ternyata kreatifitas sudah luar biasa. Bahwa mereka belum jadi perusahaan besar itu wajar karena mereka baru mulai. Kreatifitas mencari bidang usaha yang kemudian dikaitkan dengan teknologi atau yang dikaitkan ekonomi digital, itu yang bisa menumbuhkan rasa optimisme," katanya.
Baca juga: CSIS: Teknologi digital jadi landasan pembangunan ekonomi inklusif
Baca juga: OJK: Perlindungan data konsumen jadi PR di ekonomi digital
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019