"Kami tidak akan membiarkan atlet yang sudah berprestasi begitu saja setelah kembali ke tempat mereka masing-masing dan kami akan terus pantau agar mereka bisa berkembang ke tingkat yang lebih tinggi," kata ketua kontingen ASG 2019 Indonesia, Yayan Rubaeni di Semarang.
Menurut Yayan, sekitar 170 lebih atlet anggota kontingen Indonesia berasal dari berbagai sekolah dan klub dari penjuru Tanah Air dan mereka akan kembali ke tempat mereka masing-masing.
"Dalam beberapa tahun mendatang, mereka diharapkan bisa menjadi atlet pelapis untuk menggantikan atlet senior di berbagai event internasional," kata Yayan yang juga pejabat dari Kemenpora itu.
Melalui pembinaan yang baik dan berjenjang, Yayan menyatakan keyakinannya bahwa dalam masa tiga sampai empat tahun mendatang, atlet ASG tersebut akan menjadi tulang punggung prestasi Indonesia.
"Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya perlu untuk terus memberikan pendampingan bagi sentra-sentra pembinaan tempat mereka berlatih, serta memfasilitasi mereka untuk dapat meningkatkan kemampuan melalui kompetisi,” katanya.
Yayan kemudian menambahkan bahwa para atlet yang telah memperlihatkan prestasi tersebut akan mendapat penghargaan dari pemerintah berupa bantuan biaya pendidikan.
"Karena dalam aturan atlet junior tidak mendapatkan bonus, maka Kemenpora akan memberikan penghargaan dalam bentuk bantuan biaya pendidikan dan menurut rencana akan dibagikan pada Haornas September mendatang," katanya sambil menambahkan jumlah bantuan tersebut akan dibicarakan lebih lanjut oleh pihak Kemenpora.
Baca juga: Indonesia penuhi target juara umum ASG 2019
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019