"Propam dan penyidik Reskrim segera turun tangan, rekonstruksi dan lidik kejadiannya," kata dia, kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ia juga meminta kedua institusi itu melakukan VER dan autopsi korban dan menahan pelaku selanjutnya dilakukan tes kejiwaan.
Menurut dia, kejadian ini bisa terjadi karena kedua pihak sama-sama keras terhadap pendirian, saling tidak peduli terhadap kebutuhan dan kekhawatiran satu pihak dengan pihak lainnya.
Juga baca: Mencekam, peristiwa penembakan di Polsek Cimanggis
Juga baca: Suasana duka selimuti keluarga polisi korban penembakan
Juga baca: Pelaku penembakan polisi hingga tewas terancam hukuman mati
"Bisa jadi pelaku penembak memiliki ego, gangguan psikis, arogansi abuse power, tidak dapat mengendalikan emosi," kata Poeloengan.
Sebelumnya diberitakan, seorang anggota polisi bernama Brigadir Kepala Polisi Rahmat Efendy, tewas ditembak Brigadir Rangga Tianto, di Polsek Cimanggis pada Kamis malam (25/7).
Korban ditembak sebanyak tujuh kali oleh pelaku mengarah ke beberapa bagian tubuh seperti dada, paha, leher dan perut.
Dalam keterangan resmi, Effendi ditembak lantaran memproses pelaku tawuran yang merupakan keponakan Rangga.
Jenazah Efendy hingga pagi ini masih berada di RS Kepolisian Indonesia dr Soekanto, di Kramat Jati, Jakarta Timur. Jenazahnya diautopsi dan Rianto diperiksa di Markas Polda Metro Jaya.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019