"Hal itu dilakukan agar tidak terjadi lagi pengaturan skor seperti sebelumnya," ujar Menpora Imam Nahrawi dalam sambutan yang dibacakan oleh Pelaksana Tugas Plt Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Yuni Purwanti, dalam pembukaan kongres luar biasa (KLB) PSSI di Jakarta, Sabtu malam.
Menurut Menpora, yang berhalangan hadir langsung karena harus menjalani tugas lain, PSSI harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
Dengan pemakaian VAR pula, PSSI dinilai melangkahkan kaki ke wilayah perubahan untuk semakin profesional.
"Selain itu, harus diiringi juga dengan tata kelola organisasi yang baik dan jujur agar sepak bola lebih berprestasi," kata Menpora.
Baca juga: Menpora dorong Liga 1 gunakan VAR
Baca juga: PSSI: rencana penggunaan VAR masuki tahap lanjut
Pada Mei 2019 PSSI sudah memutuskan pemakaian VAR di Indonesia, khususnya di Liga 1, namun hingga saat ini hampir dua bulan berselang proses kajian masih dilangsungkan.
Sekretaris Jenderal Ratu Tisha Destria menyebut bahwa pihaknya sudah memberitahukan rencana pemanfaatan VAR kepada FIFA dan telah menjalin komunikasi dengan penyedia teknologi VAR tersebut.
PSSI juga berkunjung ke Thailand dalam rangka mempersiapkan VAR di Indonesia baik dari sisi prosedur, teknis, perlengkapan maupun regulasinya.
Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) disebut membutuhkan waktu setidak-tidaknya sembilan bulan untuk mematangkan rencana pelaksanaan kompetisi dengan VAR.
Agar dapat mewujudkan VAR ini, PSSI membutuhkan wasit yang terlatih dan sudah mendapatkan sertifikat.
Setiap wasit untuk VAR wajib melewati enam kali kursus dan 40 jam masa latihan baik secara daring maupun luring (offline) yang dipimpin langsung oleh instruktur yang ditunjuk oleh FIFA.
Baca juga: Anggota Exco PSSI jamin Komite Pemilihan-Banding independen
Baca juga: PSSI umumkan formasi NDRC
Baca juga: Gusti Randa enggan komentari vonis penjara Jokdri
Baca juga: Iwan Bule terus galang komunikasi dengan 'voters' PSSI
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2019