"Sudah sepekan ini tidak ada produksi setelah peristiwa kebocoran minyak mentah milik Pertamina," kata Ketua Koperasi Garam Segara Jaya Karawang, Aep Suhardi, saat dihubungi di Karawang, Senin.
Ia mengatakan, peristiwa kebocoran minyak mentah di sekitar Anjungan Lepas Pantai YY Area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), wilayah perairan Karawang telah menyebar.
Para petambak garam menghentikan aliran air dari laut ke area tambak garam. Itu dilakukan karena laut di perairan utara Karawang sudah tercemar minyak mentah milik Pertamina.
Hingga kini, sekitar 100 hektare tambak garam di wilayah pesisir utara Karawang menghentikan produksinya karena khawatir atas kebocoran minyak mentah.
Sementara itu, areal tambak garam yang turut tercemar limbah minyak luasnya mencapai 100 hektare. Tersebar di wilayah perairan Kecamatan Tempuran dan Cilamaya Kulon.
Aep mengatakan, dengan terhentinya produksi garam, itu akan berdampak pada hasil produksi. Sebab rata-rata per hari petambak bisa panen garam sebanyak 60 sampai 100 ton.
"Untuk saat ini nihil. Dengan begitu, petambak garam menanggung rugi akibat berhenti produksi," katanya.
Baca juga: Bupati Karawang tugaskan kades data kerugian akibat kebocoran minyak
Baca juga: Gatal-batuk dialami warga Karawang terdampak kebocoran minyak
Baca juga: Pertamina siapkan kompensasi bagi warga terdampak tumpahan minyak
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019