• Beranda
  • Berita
  • CORE: pemerintah perlu mendongkrak investasi industri manufaktur

CORE: pemerintah perlu mendongkrak investasi industri manufaktur

30 Juli 2019 19:17 WIB
CORE: pemerintah perlu mendongkrak investasi industri manufaktur
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi ekonomi di Hongkong Kafe, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Pusat Reformasi Ekonomi atau Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia meminta pemerintah untuk mendongkrak sektor investasi industri manufaktur mengingat persentase tenaga kerja perkotaan yang bekerja pada sektor formal belum tumbuh signifikan.

"Investasi yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan paling banyak selain pertanian, itu adalah industri manufaktur," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam diskusi di Hongkong Kafe, Jakarta, Selasa.

Faisal menjelaskan investasi industri manufaktur berperan penting dalam menopang laju pertumbuhan ekonomi nasional karena mampu membawa transformasi kebutuhan tenaga kerja secara masif.

"Pekerjaan rumah pemerintah walaupun nanti ada program-program seperti bantuan untuk pengangguran dan meningkatkan skill mereka, kalau kemudian lapangan pekerjaannya tidak diciptakan lebih besar, tetap saja persaingannya susah," ujarnya.

Lebih lanjut Faisal menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya mampu menarik peluang dari tren relokasi industri China yang mengalami gejolak akibat perang dagang dengan Amerika Serikat.

Saat ini peluang investasi industri manufaktur dampak perang dagang itu lebih banyak dimanfaatkan negara-negara Asean, seperti Vietnam.

Pesatnya pertumbuhan investasi di negeri mawar tersebut justru mulai menimbulkan gejala kejenuhan baik dari aspek efisiensi transportasi logistik maupun persaingan dalam mendapatkan tenaga kerja terampil. Akibatnya, sebagian pelaku industri mulai merelokasi bisnis mereka dari Vietnam ke negara-negara ASEAN lainnya.

"Peluang dari relokasi industri itu semestinya bisa kita ambil. Beberapa sudah mulai masuk, tapi kita butuh lebih banyak lagi tren seperti itu," ujarnya.

Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), angka investasi triwulan II tahun ini tumbuh 13,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Realisasi investasi itu didominasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 18 persen. Kemudian listrik, gas dan air sebesar 14,4 persen, lalu konstruksi 8,2 persen, industri makanan 8,1 persen.

Adapun realisasi investasi perumahan, kawasan industri serta perkantoran tercatat sebesar 7,8 persen.

Baca juga: Core Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 mencapai 5,1 persen

Baca juga: Kadin: Industri manufaktur perlu jadi prioritas investasi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019