“Komunikasinya tidak hanya melalui pertemuan formal, tapi juga nonformal. Itu sangat positif, apalagi respon Pertamina juga cukup baik dalam komunikasi itu,” kata Sekretaris Desa Pusakajaya Utara Kecamatan Cilebar, Hendri Dzikrifauzi di Karawang, Selasa.
Ia mengatakan, komunikasi yang baik itu dapat membantu dalam upaya penanganan insiden tersebut. Pertamina juga banyak menerima masukan dari warga.
Baca juga: Tumpahan Minyak Mentah Pertamina di Tujuh Desa Pesisir Karawang
Di antaranya terkait dengan pemberdayaan perahu milik nelayan Pusakajaya Utara untuk mengambil limbah minyak di perairan Pantai Mutiara.
Ia menyampaikan, jika sebelumnya Pertamina memberdayakan dua perahu, maka setelah mendapat masukan dari warga, Pertamina akhirnya menambah menjadi tiga perahu untuk menyisir limbah minyak di sekitar Pantai Mutiara.
Hasilnya, penambahan perahu dan tenaga nelayan itu terbukti efektif dalam menyisir minyak mentah di perairan itu. Faktanya, limbah minyak mentah di Pantai Mutiara hingga kini terus berkurang, termasuk yang sampai ke bibir pantai.
“Respon Pertamina dalam menyikapi usulan warga itu bukti kalau mereka tanggap,“ katanya.
Ketua Rukun Nelayan Desa Sedari, Emong Sunarya, menyampaikan kalau penanganan limbah minyak bisa segera ditangani karena adanya komunikasi yang baik dari pihak terkait.
“Karena memang komunikasi yang baik sudah terbangun sejak sebelum kejadian kebocoran minyak mentah itu,” kata Emong.
Baca juga: Walhi: Tumpahan minyak mentah Pertamina sampai di Kepulauan Seribu
Baca juga: Walhi: 45 kilometer persegi lautan terdampak tumpahan minyak Pertamina
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019