• Beranda
  • Berita
  • Kemenko PMK: masih ada daerah alami banjir meski masuk kemarau

Kemenko PMK: masih ada daerah alami banjir meski masuk kemarau

30 Juli 2019 22:50 WIB
Kemenko PMK: masih ada daerah alami banjir meski masuk kemarau
Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofikasi (BMKG) dan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT memperlihatkan data monitoring hari tanpa hujan (HTH) per minggu ke dua bulan Juli 2019 dalam keterangan pers terkait antisipasi potensi bencana kekeringan dan Karhutla di Jakarta, Selasa (30/7/2019). (ANTARA/FAUZI LAMBOKA)

Deputi bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Dody Usodo mengatakan masih ada daerah di Indonesia yang terkena musibah banjir, sementara daerah lainnya telah memasuki musim kemarau dan ancaman kekeringan.

“Itu risiko kita sebagai daerah tropis,” kata Dody saat memberikan keterangan pers terkait antisipasi potensi bencana kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan (Karhutla) di Jakarta, Selasa.

Dody menyatakan sebanyak delapan daerah telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) akibat ancaman kekeringan dengan risiko sedang hingga tinggi di tahun 2019.

Badan Meteoroiogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau di Indonesia diperkirakan mulai Juli hingga Oktober 2019. Musim kemarau itu, akan jauh lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya dan diperkirakan puncak kekeringan terjadi di bulan Agustus 2019.

Hasil monitoring hari tampa hujan (HTH) minggu ke dua bulan Juli 2019, dimana HTH ekstrem di atas 60 hari terjadi di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu, di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah banjir merendam sebagian wilayah di kecamatan itu, Selasa.

Dilaporkan, dampak banjir merendam sejumlah desa di kecamatan itu diantaranya Desa Siavu, Tinombo dan Desa Silabia, Kecamatan Tinombo serta merusak sejumlah infrastruktur rumah sakit Raja Tombolotutu Tinombo. Data sementara, sekitar lima rumah di kecamatan itu rusak dihantam banjir.

“Banjir akibat luapan sungai Tinombo karena intensitas hujan cukup tinggi sejak Selasa-red pagi dan puncaknya pukul 13.00 WITA, dampak kerusakan akibat banjir bisa saja bertambah,” ujar Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Parigi Moutong Ariesto.

Tinggi rendaman air mencapai 75 centimeter atau sekitar setinggi paha orang dewasa, dimana dampak rendaman meluas hingga ke Ibu Kota Kecamatan Tinombo.

Rumah Sakit Tinombo menjadi salah satu sasaran banjir. Luapan air bercampur material lumpur meluap hinga keteras dan sejumlah ruangan rumah sakit serta menghanyutkan satu sepeda motor milik pegawai, akibatnya membuat para pasien panik.

Baca juga: Banjir bandang landa Perigi Mountong

Baca juga: Banjir kembali usik warga Kabupaten Parigi Moutong

Pewarta: Fauzi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019