Panitia penyaluran daging kurban bisa menjadikan besek sebagai pilihan wadah daging kurban pengganti kantong plastik karena selain lebih ramah lingkungan, besek terbuat dari bambu yang punya kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri.
"Tumbuhan itu masing-masing memiliki manfaat. Dan bambu ini bisa sebagai anti-biotik. Dari hasil analisa strukturnya memang bisa menghambat bakteri," kata Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat Pranyata Tangguh Waskita dalam diskusi Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis.
Selain itu, ia melanjutkan, besek berpori besar sehingga baik untuk sirkulasi udara bagi daging. Ia juga mengatakan bahwa penyimpanan daging dalam kantong plastik yang diikat akan membuat daging berada dalam keadaan hangat karena tidak ada sirkulasi udara dan kondisi itu membuat bakteri cepat tumbuh.
"Semakin dingin suhu maka bakteri makin sulit tumbuh," kata dia.
Dia menjelaskan pula bahwa membiarkan daging dalam suhu normal akan membuat bakteri cepat tumbuh. Oleh karena itu, dia menyarankan panitia kurban berusaha membagikan daging kurban sesegera mungkin.
"Maksimal empat jam itu harus sudah bisa dibagikan," katanya.
Beberapa kepala daerah telah mengimbau panitia kurban membagikan daging menggunakan besek dalam upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, yang hanya akan menjadi sampah yang membutuhkan waktu urai lama.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga meminta panitia kurban tidak menggunakan plastik untuk membagikan daging. Ia menyarankan penggunaan besek atau daun pisang sebagai wadah daging kurban yang akan dibagikan kepada warga.
"Saya kira itu budaya daerah yang layak dikembangkan," katanya.
Baca juga:
Plastik pati singkong bisa jadi alternatif wadah daging kurban
Anies Baswedan sarankan penggunaan besek untuk wadah daging kurban
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019