• Beranda
  • Berita
  • 500 MCK dibangun di lokasi pengungsian korban gempa Halmahera Selatan

500 MCK dibangun di lokasi pengungsian korban gempa Halmahera Selatan

2 Agustus 2019 13:38 WIB
500 MCK dibangun di lokasi pengungsian korban gempa Halmahera Selatan
Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Maluku Utara, Kementerian PUPR menyediakan MCK darurat di lokasi pengungsian gempa Halmahera Selatan. (FOTO ANTARA/Abdul Fatah)

Usulan pembangunan 500 MCK ini ini berdasarkan data dan hasil tinjauan Gubernur Abdul Gani Kasuba di lokasi pengungsian Halmahera Selatan

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) mengusulkan anggaran sebesar Rp2 miliar melalui Dana Tak Terduga (DTT) di APBD-Perubahan 2019 untuk pembangunan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) sebanyak 500 unit di lokasi pengungsian korban gempa Halmahera Selatan.

"Usulan pembangunan 500 MCK ini ini berdasarkan data dan hasil tinjauan Gubernur Abdul Gani Kasuba di lokasi pengungsian Halmahera Selatan," kata Penjabat Sekretaris Daerah Malut, Bambang Hermawan di Ternate, Jumat.

Ia mengatakan, saat ini dibutuhkan warga korban gempa saat ini adalah MCK, obat-obatan, dan air bersih, sehingga dalam APBD-Perubahan telah diusulkan DTT.

"Dana DTT itu adalah dana antisipasi dari adanya kejadian bencana dan sekarang baru tanggap darurat, artinya penyelesaian sementara, misalnya pembangunan MCK, air bersih darurat, obat-obatan dan logistik," katanya

Menurut dia, MCK dianggarkan sebesar Rp2 miliar, obat-obatan sebesar Rp1 miliar di samping adanya suplemen dari Kementerian Kesehatan sehingga total anggaran DTT yang diusulkan masuk pada APBD-P sebesar Rp10 miliar.

Sementara untuk dana DTT sebesar Rp5 miliar di APBD induk 2019 sudah digunakan untuk penanganan tanah longsor dan jembatan putus, serta tambahan untuk distribusi logistik awal korban gempa bumi pada 2 pekan lalu.

Bambang menambahkan, pembangunan rumah rusak akibat gempa akan dilakukan oleh Kementerian Sosial RI, setelah dilakukan pemetaan kerusakan.
"Pembangunan itu masa transisi, itu dari Kemensos dan bukan dari Pemprov Malut," katanya.

Sementara itu, Pemkab Halmahera Selatan menyatakan, korban yang mendiami lokasi pengungsian sejak 14-28 Juli 2019, berlahan-lahan mulai berkurang.

Sekkab Halmahera Selatan, Helmi Surya Botutihe ketika dikonfirmasi terpisah mengatakan, jumlah korban gempabumi, yang mengamankan diri di lokasi pengungsian saat terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,2 pada Minggu (14/7), mencapai 54.789 jiwa, berdasarkan data yang diperoleh tim data pada Pos Komando Tanggap Darurat Halsel.

Bahkan, sesuai catatan, hingga saat ini jumlah pengungsi yang bertahan di lokasi pengungsian tersisa 26.051 jiwa yang tersebar di 29 desa dan dengan jumlah ini terdapat 28.738 jiwa yang tersebar di 44 desa, yang telah kembali ke rumah masing-masing.

"Jumlah pengungsi saat ini, tersisa 26.051 jiwa dan yang sudah kembali sebanyak 28.738 jiwa, meskipun gempa susulan yang terus dirasakan masyarakat Halsel, yang terjadi dalam masa tanggap darurat, warga di sejumlah desa di wilayah Gane dan Bacan, diminta untuk kembali kembali ke rumah masing-masing, terutama warga yang rumahnya tidak mengalami kerusakan," demikian Helmi Surya Botutihe .

Baca juga: Rp40 miliar dibutuhkan bangun huntara korban gempa Halmahera Selatan

Baca juga: Pemkab diminta bangun sekolah darurat pasca gempa 7,2 SR

Baca juga: Pemerintah akan merelokasi permukiman korban gempa Halmahera Selatan

 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019