Tak hanya aksi demonstrasi, ratusan mahasiswa itu juga menutup pintu masuk utama kampus lama Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura. Ratusan mahasiswa itu berorasi menyampaikan tujuan aksinya persis di depan pintu masuk utama pada pukul 11.00 WIT hingga sore hari.
Kastro Aso, salah satu pendemo di Jayapura, Jumat, mengatakan terpaksa berunjuk rasa karena sudah melakukan pertemuan dengan Rektor Uncen untuk menyampaikan persoalan itu, dan Rektor berjanji akan menerima seluruh calon mahasiswa yang tes di Uncen melalui jalur lokal.
"Rektor sudah janji tetapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjutnya maka kami menggelar demo untuk mempertanyakan janji itu," katanya.
Frengki Ilintamon, koordinator aksi demo di Jayapura, mengemukakan tujuan dari kita demo ini mengacu pada penerimaan mahasiswa baru yang tes melalui jalur lokal yang kebanyakan tidak diterima.
Selanjutnya, banyak mahasiswa non Papua yang mengikuti tes melalui online/daring yang banyak diterima. Kebanyakan mahasiswa asli Papua tidak lulus tes terutama melalui tes lokal yang pemberian berkasnya langsung ke kampus.
"Mengacu pada itu, kami dari solidaritas peduli Uncen berunjuk rasa dengan tujuan teman-teman asli Papua yang tes lokal, namun tidak diterima ini dapat diakomodir dan diterima sesuai janji rektor," ujarnya.
Pendemo berharap ribuan mahasiswa Papua yang mengikuti tes lokal, namun tidak lulus dapat direkrut kembali. Lantaran mereka tidak hanya mengikuti tes tetapi harus membayar biaya sebesar Rp300 ribu saat tes, belum lagi ditambah dengan biaya transportasi pulang pergi kampus ke rumahnya.
"Sehingga kami solidaritas mahasiswa peduli Uncen meminta kepada Rektor segera merekrut kembali mereka yang tidak lulus, karena kebanyakan anak asli Papua," ujarnya.
Dia mengatakan, aksi demo itu tidak hanya dilakukan di Kampus Uncen lama di Abepura tetapi aksi serupa juga dilakukan di Kampus Uncen baru yang beralamat di Perumnas III Waena. Jumlah yang mereka yang tidak diterima kurang lebih sekitar 3.000 lebih siswa
Frengki mengaku, sebelum melakukan aksi untuk rasa, pihaknya sudah melakukan pertemuan tiga sampai empat kali dengan Rektor Uncen guna membicarakan masalah ini.
"Waktu pertemuan, Rektor berjanji akan merekrut semua mahasiswa orang asli Papua itu 100 persen, tetapi hasil yang dikeluarkan hari ini tidak memenuhi sesuai pertemuan. Sehingga kami minta teman-teman yang tidak lulus ini direkrut kembali," ujarnya.
Jika tuntutan mereka tidak diindahkan oleh pihak kampus, maka mereka akan tetap memalang kampus dan memboikot proses perkuliahan.*
Baca juga: Uncen klaim angka partisipasi pendidikan tinggi Papua rendah
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019