Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon Ot Oral Sem Wilar pada Minggu mengatakan bahwa gelombang dengan tinggi sampai empat meter berpeluang terjadi di perairan Selatan Pulau Buru, Laut Banda, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan selatan Kepulauan Sermata Leti-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru.
Angin menurut prakiraan secara umum bertiup dari arah timur-selatan dengan kecepatan terbesar 25 Knot (46 km/jam) di Kota Ambon maupun Tual serta Kabupaten Buru, Buru Selatan, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, dan Maluku Barat Daya.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," kata Ot.
Oleh karena itu, dia mengimbau para nelayan waspada dan tidak memaksakan diri melaut dengan mengandalkan perahu tradisional yang kemungkinan tidak bisa menahan hantaman gelombang tinggi.
Ot mengemukakan Stasiun Meteorologi sudah menyampaikan informasi cuaca tersebut ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu menghentikan sementara aktivitas pelayaran sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," demikian Ot Oral Sem Wilar.
Baca juga:
BMKG: Peringatan dini gelombang tinggi tidak berkaitan gempa
BNPB: gelombang tinggi beda dengan tsunami
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019