Tuntutan itu disampaikan para pengungsi melalui yel-yel dalam aksi unjuk rasa di depan Kantor Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Senin.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pukul 09.00-12.00 WIB tidak membuahkan hasil, meski para demonstran menginginkan jawaban yang pasti dari pihak UNHCR. Hal itu disebabkan tidak terjadi pertemuan antara pihak UNHCR dengan para pengungsi.
"Tujuh tahun lamanya kami menunggu, tetapi tidak ada hasil. UNHCR harus bertanggung jawab, kirim kami ke negara ketiga atau negara yang dapat menganggap kami sebagai warga negaranya. Beri kami kebebasan!" kata
Ali Rizal Nazario, pencari suaka asal Afghanistan.
Baca juga: Pencari suaka desak UNHCR percepat proses administrasi pindah negara
Aksi demonstrasi itu diikuti para pengungsi dari Afghanistan, Sudan, Pakistan dan Somalia. Para demonstran juga mengungkapkan rasa rindunya terhadap keluarga.
"Kami bukan penjahat. Kesabaran kami ada batasnya. Kami ingin kebebasan, mendapat pendidikan, dan pekerjaan," kata kata Alzobier Pasha, pencari suaka asal Sudan, yang juga pasih menggunakan Bahasa Indonesia.
Kasat Intelkam Polres Bintan AKP Yudiarta Rustam mengatakan tuntutan para pengungsi tidak mungkin terealisasi jika negara ketiga seperti Australia, Amerika Serikat dan Kanada tidak membuka diri.
Para pencari suaka itu mengetahui kondisi saat ini.
"Dipaksa sekali pun tidak akan ada solusi sepanjang negara ketiga tidak menerima para pengungsi," ujarnya.
Yudi melakukan negosiasi dengan berbagai para pengungsi. Berbekal pengalamannya menangani para pengungsi tersebut, Yudi berhasil melakukan negosiasi.
"Selama delapan tahun saya menangani permasalahan pengungsi. Jadi sangat memahami permasalahan ini," ujarnya.
Yudi meminta para pengungsi melakukan cara-cara yang diplomatis dalam menyampaikan aspirasi.
"Saya katakan bahwa kehadiran mereka merupakan tanggung jawab polisi. Keselamatan mereka tanggung jawab polisi," ucapnya.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019