• Beranda
  • Berita
  • Mengenang Pramoedya lewat pameran "Jejak Karya Pram"

Mengenang Pramoedya lewat pameran "Jejak Karya Pram"

5 Agustus 2019 21:35 WIB
Mengenang Pramoedya lewat pameran "Jejak Karya Pram"
Pengunjung melihat berbagai buku Karya Pramoedya Ananta Tatoer pada pameran yang bertajuk "Jejak Karya Pram" di RBOJ cafe, Jakarta, Senin (5/8/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja (Muhammad Adimaja)
Untuk memperingati bulan Pramoedya Ananta Toer yang dirayakan menjelang peringatan hari Kemerdekaan RI ke-74 tahun, Falcon Picture menggelar pameran karya-karya milik Pramoedya bertajuk “Jejak Karya Pram" di RBOJ Café, lantai 5, Jakarta Selatan.
 
Anak Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer mengungkapkan tujuan diadakan pameran ini adalah untuk mengenang karya-karya ayahnya.
 
“Pramoedya adalah penulis yang paling produktif di Indonesia, karena sudah menghasilkan 52 buku yang sudah terbit, dan belum termasuk karya yang hilang dan belum terbit,” katanya saat menghadiri pembukaan pameran tersebut di Jakarta, Senin.

Baca juga: "Bumi Manusia" dan "Perburuan" diputar perdana di Surabaya
 
Sementara Produser Falcon Pictures, Frederica, mengungkapkan pameran “Jejak Karya Pram” diharapkan bisa membuat pengunjung merasakan karya-karya Pram.
 
“Falcon Pictures bersyukur, menjadi bagian dalam mengangkat karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Kami berharap, dengan digelarnya pameran ini bisa memberikan sesuatu yang berarti untuk karya-karya pak Pram,” ujarnya.
 
Aktor Adipati Dolken juga turut mengapresiasi apa yang dilakukan Falcon Pictures dan keluarga Pramoedya Ananta Toer untuk menggelar pameran tersebut karena dengan adanya pameran itu karya-karya Pram bisa diapresiasi secara lebih luas
 
"Senang banget karya-karya bisa dipamerkan. Dengan adanya pameran ini, karya-karya Pak Pram bisa diapresiasi secara lebih luas lagi, oleh banyak lapisan masyarakat lainya,” kata Adipati.
 
Dalam pameran tersebut tidak saja menampilkan buku karya Pramoedya Ananta Toer, tapi juga menampilkan barang-barang seperti mesin ketik dan tayangan dokumenter kehidupan sang sastrawan yang pernah ditahan di pulau Buru tahun 1969.
 

Pewarta: Muhammad Adimaja
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019