Perintah eksekutif tersebut, yang ditandatangani oleh Trump, lebih dari sanksi yang diberlakukan beberapa bulan belakangan ini terhadap perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA dan sektor keuangan negeri tersebut serta tindakan terhadap puluhan pejabat Venezuela.
"Semua properti dan saham kepemilikan properti Pemerintah Venezuela yang berada di Amerikat Serikat ... diblokir dan tak bisa dialihkan, dibayarkan, diekspor, ditarik atau ditangani dengan cara lain," demikian bunyi perintah eksekutif tersebut, yang disiarkan oleh Gedung Putih.
Cakupan pengumuman itu mengejutkan, bahkan bagi sebagian sekutu di pemerintah Trump.
"Ini besar," kata Ana Quintana, pengulas senior kebijakan pada Heritage Foundation, lembaga kajian konservatif di Washington, soal pengumuman tersebut.
Quintana mengatakan tampaknya perintah itu akan menjadi embargo besar-besaran terhadap Venezuela tapi ia sedang menunggu perinciannya.
Kementerian Penerangan Venezuela belum menanggapi permintaan komentar.
Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat telah mendesak Maduro agar mundur. Mereka telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden sah negeri tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS rencana alihkan Rp558 miliar untuk bantu oposisi Venezuela
Baca juga: Uni Eropa bersiap jatuhkan sanksi terhadap pejabat Venezuela
Baca juga: Maduro ajak militer Kolombia "tak patuhi" perintah ganggu Venezuela
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019