Artinya karena listrik mati, mereka menggunakan alat – alat yang akhirnya memiliki efek kebakaran
Pemadaman Listrik yang terjadi di sejumlah wilayah Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek sejak Minggu (4/8) pukul 11.50 WIB, membuat fasilitas publik terganggu. Bahkan, peristiwa itu menimbulkan malapetaka.
Tak ada yang menduga mati listrik serentak itu menyebabkan petaka kebakaran terjadi di mana-mana.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mencatat ada beberapa lokasi kebakaran yang terverifikasi dan sudah langsung ditangani.
Kendati demikian, Anies mengaku pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut, meskipun ada kecurigaan karena efek padamnya listrik yang merata (black out).
“Penyebab biar diselidiki tuntas oleh aparat. Tapi kecurigaannya sejauh ini memang karena alat – alat saat padam listrik. Artinya karena listrik mati, mereka menggunakan alat – alat yang akhirnya memiliki efek kebakaran,” kata Anies.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, dalam akun Twitter resmi mereka melaporkan delapan lokasi kebakaran terjadi pada Minggu malam. Peristiwa kebakaran melanda sebanyak delapan lokasi di wilayah Jakarta pada Minggu (4/8) malam hingga Senin (5/8) dini hari.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, kebakaran terjadi diduga akibat masyarakat lalai menggunakan lilin sebagai penerangan menyusul pemadaman listrik sejak Minggu siang hingga Senin malam di sejumlah lokasi di wilayah Jakarta.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, dalam akun Twitter resmi mereka melaporkan delapan lokasi kebakaran terjadi pada Minggu malam yaitu rumah tinggal di Jalan Tipar Cakung, Sukapura Cilincing, Jakarta Utara; rumah tinggal di Jalan Taman Mahoni Meruya Selatan, Kembangan Jakarta Barat; Vihara Ekayana Arama di Kebon Jeruk, Jakarta Barat; rumah tinggal di jalan Menteng Atas Selatan, Setiabudi, Jakarta Selatan; dan kawasan hunian di Jalan Pisang Batu Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kemudian pada Senin dini hari, terjadi kebakaran di Apartemen Ambasador di Jalan Prof Dr Satrio Jakarta Selatan, ruko di Jalan Teluk Gong Penjagalan, Penjaringan Jakarta Utara, lapak di Jalan Rawa Sumur Jatinegara, Cakung Jakarta Timur serta aula sekolah SMK PSKD di Jalan Kramat IV Kenari, Senen Jakarta Pusat.
Korban meninggal
Kebakaran terjadi di Jalan K Teluk Gong, RT 006 RW 010, Penjagalan, Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu malam pukul 23.30 WIB peristiwa itu menewaskan empat orang.
Polisi menduga kebakaran rumah-toko (ruko) itu disebabkan korsleting listrik, sesaat setelah menyala setelah padam selama beberapa jam.
Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Penjaringan Komisaris Mustakim mengatakan, dalam penyelidikan diketahui ada kabel di lantai dasar ruko yang terlepas.
"Dugaan sementara itu dari listrik, korsleting ya, karena posisi itu ada yang melihat bahwa kabelnya itu di lantai dasar itu, lepas dari lampu itu ke bawah," kata Mustakim saat dikonfirmasi, Senin (5/8).
Dari kabel tersebut, kata Mustakim, kemudian muncul percikan api. Api itu, lanjutnya, menyambar benda-benda yang mudah terbakar seperti kertas yang ada di sekitarnya.
"Ada alat-alat yang mudah terbakar yaitu alat untuk persembayangan umat Budha,” kata Mustakim.
Mustakim mengatakan korban berinisial T dan keluarganya telah tinggal di tempat itu selama tiga tahun. Korban diketahui memiliki usaha penjualan alat-alat sembayang umat Budha.
Saat ini polisi telah memeriksa tiga orang saksi untuk menyelidiki peristiwa kebakaran itu. Para saksi itu terdiri dari kerabat hingga tetangga korban.
Berdasarkan keterangan para saksi, kata Mustakim, saat kebakaran terjadi salah satu korban berinisial T sempat meminta warga sekitar untuk membantunya memadamkan api.
Namun, saat tengah memadamkan api, korban T mendengar istrinya yang berinisial J menjerit.
"Korban T naik ke rumahnya lagi setelah mendengar teriakan istrinya, selanjutnya korban terjebak di dalam rumahnya," tutur Mustakim.
Sementara para korban saat ini telah dibawa ke RSCM untuk menjalani visum. Diketahui empat korban itu tewas dengan luka bakar di sekujur tubuh.
Karena Lilin
Sebanyak 50 kontrakan rumah di kawasan pemukiman padat penduduk di Jalan Menteng Atas Selatan III, Jakarta Selatan, ludes terbakar, Minggu (4/8) malam.
Kepala Seksi Operasi Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Sugeng mengatakan penyebab kebakaran diduga berasal dari lilin yang dinyalakan oleh satu penghuni rumah saat mati listrik.
Sugeng menjelaskan kebakaran itu terjadi sekitar pukul 20.34 WIB. Untuk memadamkan api, 14 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dikerahkan ke lokasi. Proses pemadaman diketahui baru selesai sekitar pukul 22.45 WIB.
Akibat peristiwa tersebut satu orang meninggal dunia dan satu orang mengalami luka. Namun, untuk identitas korban meninggal sampai saat ini masih belum diketahui.
"Meninggal dunia satu orang nama belum diketahui, yang mengalami luka-luka bernama M.Iqbal anggota PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) mengalami patah kaki," kata Sugeng.
Selain korban meninggal dan luka, insiden kebakaran itu juga menyebabkan 350 warga harus mengungsi lantaran rumahnya ludes dilahap si jago merah.
"350 jiwa mengungsi. Lokasi pengungsian di RPTRA Kebon Sawo, Kelurahan Menteng Atas," kata Sugeng.
Sementara itu, kebakaran juga terjadi di Jalan Kali Anyar 2, Tambora, Jakarta Barat. Kebakaran tersebut diduga berasal dari lilin yang menyambar bensin.
"Keterangan warga kebakaran diakibatkan dari lilin yang menyambar bensin, karena pemilik rumah berjualan bensin eceran," ucap Kepala Seksi Suku Dinas Penanggulangan dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih dalam keterangannya, Senin (5/7).
Peristiwa kebakaran diketahui terjadi sekitar pukul 20.30 WIB. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.30 WIB dengan bantuan enam unit mobil damkar. Akibat kejadian itu, satu rumah ludes terbakar api. Selain itu, peristiwa kebakaran juga menyebabkan dua orang mengalami luka bakar.
"Kedua korban langsung dibawa ke Puskesmas Kelurahan Krendang, kemudian di rujuk ke Rumah Sakit Pelni di Jalan KS Tubun Jakbar," kata Rompis.
Kemudian, kebakaran yang terjadi di rumah tinggal penduduk di Jalan Tanah Tinggi Barat, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, akibat api dari lilin yang dinyalakan warga saat pemadaman listrik terjadi di seluruh wilayah Jabodetabek.
Kasie Ops Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Syarifudin mengatakan, “awalnya pemadaman listrik kemudian warga ada yang pasang lilin, lilin itu jatuh. Api dengan cepat menyebar sehingga menyebabkan kebakaran di rumah penduduk pada pukul 20:30 WIB, Minggu, 4 Agustus 2019.”
Pemadam kebakaran mengerahkan 21 unit pemadam kebakaran dari Sudin Pusat, lima unit dari Sudin Jakarta Utara dan dua unit dari Sudin Jakarta Barat.
Kebakaran terjadi di atas lahan rumah penduduk seluas 500 meter dengan jumlah rumah sebanyak 17 dan jumlah penduduk sebanyak 109 jiwa. Kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp1 miliar.
Kemudian, kebakaran satu unit rumah di RT 002 RW 005 Kelurahan Sukapura Jalan Tipar Cakung, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara menyebabkan kerugian materi yang ditaksir mencapai Rp150 juta.
Kebakaran rumah terjadi sekitar pukul 18.50 WIB yang diduga karena api lilin. Rumah milik Yati (50) tersebut dihuni oleh lima orang.
Untuk memadamkan api, petugas Damkar Jakarta Utara menurunkan sebanyak 12 unit mobil.
Tempat Ibadah
Kebakaran Vihara Ekayana Arama yang terletak di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Minggu (4/8) siang, terjadi saat para umat Buddha sedang berkebaktian.
"Kejadian sekitar pukul 14.00 WIB itu dalam kondisi masih banyak umat yang sedang berkebaktian," kata pengurus Vihara Ekayana.
Ia mengatakan kebakaran tersebut sempat mengagetkan para umat karena terjadi secara dadakan dan tiba-tiba api muncul di bagian belakang gedung tepatnya lantai dua.
Beruntung, kata dia, kobaran api dapat segera dipadamkan karena kantor pemadam kebakaran setempat tidak jauh dari Vihara Ekayana Arama.
"Pemadaman api cukup cepat tidak sampai satu jam," katanya.
Kebakaran tempat ibadah umat Buddha tersebut hanya di bagian lantai dua tepatnya tiga ruangan, namun berdampak pada operasional secara menyeluruh.
Febrian juga memastikan kebakaran rumah ibadah tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka-luka akibat peristiwa tersebut. Para pengurus juga masih berkoordinasi dengan polisi terkait penyebab kebakaran.
"Kita belum tahu dan kita sudah serahkan ke penyidik untuk penyebabnya," kata dia.
Baca juga: PLN harus beri kompensasi pemadaman listrik sebesar Rp839 miliar
Baca juga: Polri: Tidak ada sabotase dalam padam listrik massal
Pewarta: Galih Pradipta
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019