Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT MRT Jakarta meningkatkan dukungan (back up) pasokan listrik dari PT PLN (Persero) untuk semakin menjamin ketersediaan listrik saat melayani transportasi masyarakat.Jangka pendek ini tentu kita akan koordinasi dengan pihak PLN untuk membahas ada sistem back up
Budi usai diskusi menjelang Seminar Kebangsaan di Jakarta, Selasa mengatakan opsi tersebut merupakan solusi jangka pendek yang ditawarkan kepada kedua operator transportasi massal perkotaan berbasis rel itu.
"Saya konsentrasi bagaimana layanan transportasi itu tidak terhambat dengan (pemadaman listrik) itu. Jangka pendek ini tentu kita akan koordinasi dengan pihak PLN untuk membahas ada sistem back up," katanya.
Dia menambahkan kerja sama penyediaan back up aliran listrik ini bisa ditopang dari pembangkit terdekat, contohnya di Tanjung Priok atau sistem Gandul.
"Bayangkan KRL itu sudah 1,2 juta orang, mungkin MRT sudah mendekati 500.000 penumpang. Begitu masifnya, sehingga kita mengharapkan PLN ada back up," katanya.
Sementara itu, untuk jangka panjang, Budi mendorong agar KAI dan MRT berinvestasi untuk membangun pembangkit listrik sendiri.
"Supaya dia bisa melayani sendiri," katanya.
Budi merinci investasi pembangkit bisa dimulai dari kapasitas 100-200 MW atau skala menengah dan dengan pembangkit listrik alternatif, seperti tenaga surya.
"Ya, satu ada jaminan bahwa dia pastikan pengelolaannya berjalan dengan baik. Yang punya pembangkit listrik bisa back up. Apa yang dibuat oleh MRT dan LRT dan sebagainya ini bisa saja bukan mengelola 100 MW tapi 200 MW, yang 100 MW bisa di-share ke pemerintah. Bukan tidak mungkin kerja sama dengan PLN juga," katanya.
Sementara itu, Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin menjelaskan sistem pasokan listrik untuk MRT Jakarta mengandalkan sistem listrik nasional yang dikelola PLN.
Pasokan listrik MRT bersumber dari dua subsistem 150kV PLN yang berbeda, yaitu Subsistem Gandul-Muara Karang melalui Gardu Induk PLN Pondok Indah dan Subsistem Cawang-Bekasi melalui Gardu Induk PLN CSW.
"Dikarenakan belum tersedianya subsistem ketiga, maka ketika kedua subsistem mengalami failure, menyebabkan gangguan pasokan listrik untuk menggerakkan kereta Ratangga MRT Jakarta," kata Kamaludin.
MRT Jakarta saat ini menggunakan pasokan listrik dari PLN dengan kontrak layanan premium.
MRT Jakarta menyesalkan terputusnya pasokan listrik dari PLN dan mengharapkan tindak lanjut PLN untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik dan secara serius mencegah kejadian serupa terjadi kembali.
Baca juga: Kerugian MRT capai Rp507 juta saat terputusnya pasokan listrik
Baca juga: Menhub usulkan MRT-KRL Commuter Line punya pembangkit listrik sendiri
Baca juga: PLN sebut seluruh sistem kelistrikan sudah normal
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019