"Pematangan di penambahan speed, power, dan teknik. Tapi teknik sih yang paling utama," ujar atlet asal Jabar itu sesuai bertanding di Kejurnas Atletik nomor lompat galah, Selasa.
Idan mengatakan permasalahan yang ia hadapi dalam Kejurnas Atletik nomor lompat tinggi galah pada Selasa (6/8) yakni terlalu terburu-buru saat melakukan ayunan.
Keputusan yang ia ambil tersebut menjadi kurang maksimal sehingga tidak bisa melayang dengan tinggi dan gagal melewati lompatan di 5,10 meter. Ia hanya bisa puas melewati lompatan 5,00 meter.
"Instruksi pelatih dorong tangannya, dorong lagi sabar, baru Swing. Nah kalau saya, Take Off dorong langsung buru-buru Swing. Jadinya saya kurang sabar dorongnya. Itu kendala di 5,10 nya," ujar dia.
Meski berhasil mengantongi satu emas bagi Jawa Barat dengan lompatan sejauh 5,00 meter, namun raihan ini dianggap belum cukup untuk menghadapi SEA Games pada 2019 nanti.
Menurut dia, persaingan di cabang lompat galah sangatlah ketat. Berkaca pada SEA Games 2017, juara ketiga atau peraih medali perunggu mencatatkan lompatan 5,25 meter. Sementara juara pertama atau peraih medali emas mencatatkan 5,35 meter.
Hasil yang diperolehnya hari ini dianggap masih terlalu jauh untuk bisa bersaing merebut medali di SEA Games nanti. Meski ia sempat membuat rekor nasional 5,30 pada ajang Asian School Games 2018.
Persaingan juga akan semakin berat karena atlet asal Filipina Ernest John Obiena bisa mencatatkan lompatan sejauh 5,76 meter pada kejuaraan Universiade 2019 di Italia.
"Yang megang sekarang atlet Filipina (catatan lompatan) 5,76 meter dia sudah main di kejuaraan dunia saat di Universade di Italia, dia juara satu," kata dia.
Baca juga: Idan Fauzan sumbang emas bagi Jabar di lompat galah
Baca juga: Atlet lompat galah Idan pecahkan rekor ASG 2017
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019