"Kalau dampak terhadap hutan mangrove, belum terlihat. Kondisi tanaman itu cenderung masih hidup dan kuat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan setempat Wawan Setiawan, di Karawang, Selasa.
Ia mengatakan, untuk sementara ini belum diketahui dampak tumpahan minyak mentah terhadap hutan mangrove yang tersebar di sejumlah titik bibir pantai Karawang.
Diperkirakan tiga bulan ke depan baru akan diketahui dampak tumpahnya minyak mentah terhadap tanaman mangrove.
Sementara itu, PHE ONWJ melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan dalam melakukan penanganan tumpahnya minyak mentah di perairan utara Karawang.
Vice President Relations PT Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya, menyampaikan kalau PHE ONWJ telah berhasil mempercepat rencana tajak pengeboran Relief Well YYA-1RW.
Upaya itu, bagian dari cara menghentikan gelembung gas setelah selama satu minggu melakukan survey untuk menentukan titik sumur dan penempatan rig.
PHE ONWJ sendiri menggandeng perusahaan di bidang well control yang telah menangani hal sama di Teluk Meksiko, kendati permasalahan yang saat ini terjadi di PHE ONWJ dalam skala yang jauh lebih kecil.
Selain itu PHE ONWJ juga menggandeng perusahaan lain untuk membantu memberikan pandangan dan kajian bersama terkait optimalisasi penanganan situasi tersebut.
Ia mengatakan, selama proses pengeboran relief well YYA-1RW berlangsung, PHE ONWJ terus memastikan keselamatan tim, masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi.
Baca juga: Nelayan Muara Angke keluhkan tangkapan kurang akibat tumpahan minyak
Baca juga: BMKG siap bantu pertamina petakan sebaran tumpahan minyak mentah
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019