Cabang olahraga paralayang akan menyelenggarakan kejuaraan tingkat Asia bertajuk Paragliding Accuracy Asian Cup (PGAAC) 2019 mulai 16 hingga 18 Agustus 2019 di Bukit Timbis, Desa Kutuh, Nusa Dua, Bali.
Kejuaraan yang mempertandingkan nomor ketepatan mendarat itu akan diikuti oleh para atlet yang berasal dari negara-negara di Asia. Kegiatan tersebut akan memperebutkan piala dan hadiah uang pembinaan dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
“Kejuaraan PGAAC 2019 itu digelar dengan tujuan untuk mempertahankan prestasi paralayang Indonesia di kancah internasional, sekaligus memperkenalkan kepada dunia, bahwa Bali memiliki lokasi yang indah untuk kegiatan paralayang,” kata Ketua Paralayang Indonesia Wahyu Yudha dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kejuaraan tingkat Asia itu merupakan kegiatan rutin tahunan dan 2019 merupakan tahun ke-empat pelaksanaannya. PGAAC 2019 juga tercatat di kalender resmi paralayang dunia atau Federation Aerosport International (FAI), sehingga hasilnya nanti akan menentukan peringkat atlet dan juga peringkat Indonesia di tingkat dunia.
“Paralayang Indonesia memang sangat diperhitungkan di kancah Internasional. Berdasarkan peringkat resmi yang dikeluarkan oleh FAI, tercatat bahwa Indonesia menduduki peringkat satu dunia pada tahun 2018 lalu,” ujar Wahyu.
Selain itu, sambung dia, Indonesia juga berhasil keluar sebagai juara umum dalam kejuaraan multi-event Asian Games 2018 untuk ccabang olahraga paragliding dengan perolehan dua medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu.
“Bukan hanya dari segi prestasi, paralayang juga menjadi layak untuk dikembangkan sebagai olah raga wisata, karena paralayang bisa menjadi salah satu atraksi wisata bagi turis yang datang ke Indonesia,” tutur Wahyu.
Dia mengungkapkan Indonesia memiliki banyak lokasi paralayang, namun baru beberapa yang dikembangkan secara baik, diantaranya di daerah Puncak (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur) dan Nusa Dua (Bali),
“FASI Paralayang memilih lokasi kegiatan di Timbis, Desa Kutuh, Nusa Dua, Bali karena sangat ideal untuk paralayang, termasuk untuk menggelar kejuaraan internasional. Kontur bukit dan angin di daerah itu sangat mendukung untuk pelaksanaan sebuah lomba,” ungkap Wahyu.
Dia menambahkan Desa Kutuh juga merupakan desa yang memanfaatkan dana desa bagi pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata yang berbasis olahraga atau sport tourism, yakni paralayang.
Penyelenggaraan Kejuaraan PGAAC 2019 turut didukung oleh beberapa pihak, antara lain Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Kementerian Pariwisata RI dan juga Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Baca juga: FASI dorong Wonosobo jadi lokasi paralayang internasional
Baca juga: Kejuaraan dunia paralayang promosikan pariwisata Sumedang
Baca juga: 203 atlet paralayang siap meriahkan Paragliding TROI Batang
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019