Pemadaman listrik yang melanda Jabodetabek pada 4 Agustus 2019 juga dialami oleh Tantri "Kotak".Jadi tanpa harus ngeliat TV jadi bisa mengeksplorasi dia di hal lain,
Kejadian tak terduga yang mengganggu sejumlah aktivitas masyarakat ini menjadi tantangan bagi Tantri sebagai seorang ibu untuk mengakali rasa bosan anak dalam situasi tanpa listrik.
"Anakku rewel, karena panas dan dia juga enggak bisa nonton televisi, wifi mati," ujar Tantri di Jakarta, Selasa.
Sempat terpikir untuk mengungsi, Tantri bersyukur listrik kembali menyala setelah sekian jam.
Walau sempat was-was, pemadaman listrik menciptakan kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama buah hati tanpa bantuan gawai.
"Jadi tanpa harus ngeliat TV jadi bisa mengeksplorasi dia di hal lain," ujar dia.
Kejadian tersebut membuatnya lebih bersimpati pada orang-orang di lokasi terpencil yang pasokan listriknya tak tentu, bahkan kurang.
Aliran listrik di wilayah Jabodetabek putus dikarenakan adanya gangguan Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya yang mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (off). Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip.
Sedangkan di Jawa Barat juga terjadi gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV yang mengakibatkan padamnya sejumlah area di Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.
Namun padamnya listrik membuat kualitas udara Jakarta tercatat semakin membaik pada Senin pagi di mana peringkat buruk kualitas udara Jakarta semakin turun di peringkat 19 dunia.
Baca juga: FAKTA ajukan somasi gugat tiga layanan publik akibat pemadaman listrik
Baca juga: Menhub dorong KAI-MRT tingkatkan dukungan pasokan listrik dari PLN
Baca juga: PLN harus beri kompensasi pemadaman listrik sebesar Rp839 miliar
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019