Pernyataan Bolton itu merupakan peningkatan tekanan yang tajam oleh AS terhadap pemimpin Venezuela itu.
Ketika menyampaikan pidato pada pertemuan puncak soal Venezuela di Ibu Kota Peru, Lima, Bolton menekankan bahwa tindakan internasional yang lebih keras perlu diambil guna mempercepat peralihan kekuasaan di negara itu.
Baca juga: AS pertimbangkan sanksi baru untuk Venezuela
Di Venezuela, lebih dari empat juta warganya sudah pergi mengungsikan diri untuk menghindari dampak keruntuhan ekonomi.
"Kami berpesan kepada pihak-pihak ketiga yang ingin berbisnis dengan rezim Maduro: lanjutkan dengan sangat hati-hati," kata Bolton.
Bolton menyampaikan pernyataan itu satu hari setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani keputusan presiden untuk membekukan seluruh aset dan melarang berbisnis dengan pemerintah Venezuela.
Langkah Trump tersebut kemungkinan akan berdampak pada urusan-urusan negara itu dengan Rusia, China serta perusahaan negara-negara Barat.
Duta Besar Venezuela untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Samuel Moncada pada Selasa meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan untuk campur tangan.
Baca juga: Penasihat Keamanan AS umumkan sanksi baru terhadap Kuba, Venezuela
"Ini adalah tindakan perang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat," kata Moncada kepada para wartawan.
"Venezuela bukan ancaman bagi siapa pun dan Amerika Serikat sedang mengarang serangan ini hanya untuk merampas minyak."
Dewan Keamanan, yang beranggotakan 15 negara, tidak akan dapat mengambil tindakan karena AS adalah salah satu negara yang memiliki hak veto, selain Rusia, China, Inggris dan Prancis.
Baca juga: Uni Eropa bersiap jatuhkan sanksi terhadap pejabat Venezuela
Sumber: Reuters
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019