Pasalnya, dengan catatan waktu 9 menit 20,57 detik Eliaser masih belum mampu melampaui batas bawah acuan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) yakni 9 menit 6,00 detik apalagi mendekati rekor nasional 8 menit 54,32 detik.
"Kemungkinan saya tidak lolos SEA Games, tapi kalau untuk partner Atjong tidak tahu lagi, tergantung keputusan PB PASI," ujar Eliaser di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Eliaser Gamase tidak bangga meraih medali emas
Kendati belum pasti diboyong ke Manila untuk SEA Games, Eliaser menegaskan akan tetap menjaga porsi latihannya mengingat untuk atlet di nomornya keberlanjutan latihan jadi syarat wajib menjaga daya tahan tubuh.
"Jika akhirnya keputusannya saya tidak mengikuti SEA Games, kan ada PON XX terdekat," kata dia.
Catatan waktu Eliaser di kejurnas cukup mengantarkannya tampil di PON XX, yang menggunakan ambang batas 9 menit 40,00 detik.
Kendati tak memulai dari urutan tiga terdepan dalam partai final halang rintang 3.000 meter, Eliaser akhirnya sukses mengungguli pelari asal Jawa Timur Atjong Tio Puewanto, pemegang rekornas yang ia catatkan saat tampil di ASIAN Games 2018.
Atjong sudah memimpin jalannya pertandingan, namun terjatuh dua kali dalam perlombaan itu, pertama pada rintangan gawang di 200 meter akhir dan kedua di rintangan kolam air di 100 meter akhir yang akhirnya memasuki finis pada urutan keempat dengan catatan waktu 9 menit 36.52 detik.
"Saya merasa tidak bangga saja, karena Atjong jatuh di 200 meter akhir saya merasa tidak ada perlawanan," ujar dia.
Baca juga: Indonesia kesulitan regenerasi atlet lompat jangkit
Baca juga: Jatim juara umum Kejurnas Atletik 2019
Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2019