Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Yudi Dimyati mengatakan, pengawasan makanan dilakukan sebelum dan sesudah pengolahan. Memastikan makanan yang disajikan nanti tidak mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.
Baca juga: Pemeriksaan kesehatan hewan kurban di Jakut digelar hingga H+3
Baca juga: Masjid Al Jihad Banjarmasin bagikan 10 ribu kantong daging kurban
Baca juga: Warga Sleman mencuci jeroan di Selokan Mataram
Baca juga: Round Up - Dari hewan kurban lepas hingga Idul Adha tanpa plastik
"Pengawasan makanan ini melibatkan petugas dari sudin kesehatan Jakarta Utara, Puskesmas Penjaringan, dan Laboraturium Kesehatan Daerah DKI Jakarta," kata Yudi, saat dikonfirmasi, Senin.
Untuk pengawasan bahan mentah, dijelaskannya petugas mengecek daging sapi kurban, tahu, tempe, sayur buncis dan jagung. Keseluruhannya dipastikan negatif dari zat berbahaya formalin dan borax.
"Tadi kita sudah cek bahan mentahnya, hasilnya negatif zat berbahaya. Lalu bahan sudah kita izinkan untuk dimasak," jelasnya.
Sedangkan untuk makanan matang, diterangkannya petugas mengecek rendang padang, sayur buncis dan jagung, tahu-tempe balado, dan nasi putih.
Pengecekan makanan matang ini dilakukan dengan sample dengan metode kimia yang dites di kertas reagen. Hasil keseluruhannya makanan tersebut tidak mengandung formalin, borax, sianida, arsen dan nitrit.
"Pengecekan zat borax, sample makanan tidak menimbulkan warna merah pada kertas reagen yang berarti negatif. Sedangkan pengecekan zat formalin pun negatif dengan ditandai tidak adanya warna ungu di kertas reagen," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjuk Hotel Aston Pluit sebagai pengolah daging kurban yang disajikan untuk masyarakat yang berhak menerima. Daging tersebut dimasak spesial ala hotel bintang lima menjadi menu makanan rendang padang.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019