• Beranda
  • Berita
  • Kunjungan wisata hutan mangrove Muara Gembong tak terdampak minyak

Kunjungan wisata hutan mangrove Muara Gembong tak terdampak minyak

14 Agustus 2019 17:44 WIB
Kunjungan wisata hutan mangrove Muara Gembong tak terdampak minyak
Warga mengunjungi Ekowisata Hutan Mangrove di kawasan pesisir Pantai Mekar, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/1/2018). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/aa.

Saya tidak bicara kerusakan atau kematian mangrove, karena selama ini saya tidak melihat itu

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdar) Alipbata Muara Gembong Bekasi Sonhaji menyatakan, hingga saat ini dampak tumpahan minyak di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat,  belum merembet pada kunjungan wisatawan ke hutan mangrove bahkan jumlahnya masih seperti biasa, tidak mengalami perubahan.

“Masih standar. Karena kunjungan ke kita, memang hanya sekitar 100-150 orang per minggu. Dengan demikian, yang terdampak memang hanya mangrove,” katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Menurut dia, mangrove di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong Kabupaten Bekasi terdampak minyak namun Pertamina cepat menangani dan segera melakukan pencegahan agar dampak tidak semakin luas.

“Ada minyak yang menempel di daun mangrove sehingga agak layu. Saya tidak bicara kerusakan atau kematian mangrove, karena selama ini saya tidak melihat itu,” ujarnya

Baca juga: Dinas sudah data kerugian nelayan atas tumpahnya minyak Pertamina

Dikatakannya, mangrove terdampak karena ada abrasi, ketika pasang, air laut bisa sampai ke pemukiman.

"Karena masih berukuran 1-2 meter, maka kalau air pasang, mangrove juga tertutup air," lanjutnya.

Sonhaji mengakui bahwa Pertamina telah bertanggung jawab menyikapi dampak tersebut hal itu terlihat BUMN itu tanggap terhadap laporan Pokdarwis Alipbata dan langsung memasang waring serta bambu untuk penanggulangan sementara terhadap hutan mangrove sekitar 30 hektar tersebut.

"Biaya pemasangan sepenuhnya ditanggung Pertamina. Tidak hanya dalam penyediaan peralatan dan bahan, namun juga upah tenaga kerja yang umumnya memberdayakan anggota Pokdarwi Alipbata sendiri. Dalam hal ini, BUMN tersebut memberi upah sebesar Rp150 ribu per orang per hari," katanya.

Pertamina, tambahnya, juga intensif berkomunikasi dengan Pokdarwis Alipbata bahkan setiap hari bertemu langsung untuk membicarakan seluruh persoalan terkait dampak minyak.

Baca juga: Posko Pertamina layani 7.500 masyarakat terdampak kebocoran minyak
Baca juga: Nelayan Karawang dapat "untung" dari tumpahan minyak Pertamina

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019