• Beranda
  • Berita
  • Kekeringan meteorologis terpanjang landa Sumba Timur

Kekeringan meteorologis terpanjang landa Sumba Timur

15 Agustus 2019 11:29 WIB
Kekeringan meteorologis terpanjang landa Sumba Timur
Dokumentasi - Area persawahan mengering akibat musim kemarau di Atambua, NTT, Jumat (5/10/2018). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/kye
Kekeringan meteorologis terpanjang melanda wilayah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni selama 147 hari tanpa hujan (HTH).

Selain Sumba Timur, dua wilayah lain juga masuk kategori kekeringan meteorologis terpanjang yakni Kabupaten Belu 115 hari tanpa hujan dan Flores Timur 114 hari tanpa hujan, kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru kepada Antara di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu, terkait hasil monitoring hari tanpa hujan berturut-turut dasarian I Agustus 2019.

"Saat ini kami mencatat ada tiga wilayah di tiga kabupaten yang paling panjang hari tanpa hujannya yakni Rambangaru di Sumba Timur 147 hari tanpa hujan, Umarese di Belu 115 HTH dan Konga di Kabupaten Flores Timur 114 HTH," katanya.

Baca juga: Begini rencana NTT atasi kekurangan air saat kemarau panjang

Baca juga: NTT alami hari tanpa hujan yang sangat panjang


Di Kabupaten Sumba Timur, kata dia, sejumlah wilayah juga mengalami HTH dengan kategori sangat panjang (31-60 hari) hingga kekeringan ekstrem (>60 hari).

Wilayah-wilayah itu adalah sekitar Waingapu, Melolo, Wanga, Kanatang, Kawangu, Tanarara, Lambanapu, Rambangaru, Kamanggih dan Ori Angu di Kabupaten Sumba Timur, katanya.

Dia menambahkan, analisis curah hujan dasarian I Agustus 2019, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) seluruhnya mengalami curah hujan dengan kategori Rendah (0–50 mm).

Berdasarkan peta prakiraan peluang curah hujan dasarian II Agustus 2019, diketahui bahwa wilayah NTT pada umumnya diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0–20 mm sebesar 91– 100 persen.

Kecuali di sebagian besar Kabupaten Manggarai Barat dan sebagian kecil Kabupaten Manggarai, diprakirakan memiliki peluang curah hujan 20–50 mm sebesar 11–40 persen, kata Apolinaris Geru.*

Baca juga: Lima kabupaten/kota di NTT darurat kekeringan

Baca juga: BMKG: Potensi kekeringan di NTT semakin meluas

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019