"Saat ini sedang dilakukan persiapan lelang untuk elektrifikasi atau pembangunan listrik aliran atas (LAA)," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Tengah Bram Hertasning di Solo, Rabu.
Dengan selesainya proyek tersebut, pihaknya berharap masyarakat Solo dan Yogyakarta bisa memiliki moda transportasi massal yang lebih baik.
Meski tidak menyebutkan angka pasti, dikatakannya, investasi untuk pembangunan proyek tersebut cukup besar. Apalagi ada beberapa komponen yang harus diimpor mengingat KRL ini menerapkan elektrifikasi.
"Jalur ini panjangnya 60 kilometer. Harapannya pembangunan bisa dimulai tahun ini," katanya.
Sementara itu, Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop 6 Yogyakarta Eko Purwanto mengatakan sudah menyiapkan kereta yang melayani KRL Solo-Jogja.
"Sudah kami siapkan semua, termasuk dengan teman-teman DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian). Nanti kemungkinan setelah Jakarta, yang punya kereta listrik itu ya Daop 6," katanya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat seluruh jalur ganda di wilayah PT KAI (Persero) Daop VI sudah terpasang seluruhnya.
"Dengan begitu kecepatan maksimal kereta bisa diterapkan," katanya.
Ia mengatakan dampak positifnya bagi Daop VI yaitu kapasitas perjalanan KA bisa bertambah sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat lebih optimal.
Baca juga: Menhub optimistis KA Bandara Solo beroperasi awal 2019
Baca juga: KA Wijayakusuma mulai diminati penumpang
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019