Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh menggandeng Forum Komunikasi Badan Usaha Milik Negara (FK-BUMN) untuk melaksanakan program pencegahan penyalahgunaan dan rehabilitasi korban narkoba.Dukungan yang diberikan bisa dalam bentuk program CSR, sosialisasi pencegahan narkoba, atau dalam bentuk lainnya. Dukungan ini untuk mempercepat Aceh bebas narkoba.
Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol Faisal Abdul Naser, di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan dengan dukungan BUMN tersebut, maka program pencegahan dan rehabilitasi korban narkoba tersebut akan lebih maksimal.
"Pencegahan narkoba bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab BNN, tetapi juga semua elemen bangsa, termasuk BUMN. Dengan adanya dukungan BUMN, kami optimistis program pencegahan narkoba akan lebih optimal lagi," kata Faisal Abdul Naser.
Pernyataan tersebut dikemukakan Faisal Abdul Naser dalam pertemuan BNNP Aceh dengan Forum Komunikasi BUMN Aceh yang diketuai Ediwarso Ritonga.
Dia mengatakan, Aceh sudah berstatus darurat narkoba. Selain dikenal sebagai penghasil ganja, Aceh juga sudah menjadi daerah tujuan peredaran sabu-sabu dari luar negeri.
"Kalau dulu, Aceh sebagai daerah transit sabu-sabu dari luar negeri. Selanjutnya diedarkan ke sejumlah daerah di Indonesia. Kini, berubah menjadi daerah tujuan peredaran sabu-sabu," kata dia lagi.
Selain itu, kata dia lagi, korban pengguna narkoba yang membutuhkan penyembuhan dan rehabilitasi di Aceh mencapai 73 ribu orang. Jika, persoalan ini ditangani sendiri, jelas BNNP Aceh tidak mampu.
"Karena itu, kami mengajak BUMN bersinergi dengan BNNP Aceh dan semua para pemangku kebijakan berpartisipasi aktif mendukung program pencegahan narkoba serta rehabilitasi korban penyalahgunaannya," kata Faisal Abdul Naser.
Ketua FK BUMN Ediwardo Ritonga menyambut baik sinergi BNNP Aceh dengan pihaknya dalam mendukung program pencegahan narkoba. Dukungan yang diberikan semata-mata untuk menyelamatkan masyarakat dan generasi muda Aceh dari bahaya narkoba.
"Kami tentu mendukung upaya-upaya BNNP Aceh mencegah dan memberantas peredaran serta penyalahgunaan narkoba. Dukungan ini juga bagian dari BUMN hadir untuk negeri," ujar Ediwardo Ritonga.
Baca juga: BNNP: Satu dari 100 pelajar di Aceh korban narkoba
Ediwardo menyebutkan, dukungan yang diberikan bisa dalam bentuk program CSR, sosialisasi pencegahan narkoba, atau dalam bentuk lainnya. Dukungan ini untuk mempercepat Aceh bebas narkoba.
"Dukungan ini bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat Aceh dengan mendukung program pencegahan serta rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba," kata Ediwardo Ritonga yang juga Senior Agensi Manajer PT Asuransi Jiwasraya Aceh.
Sekretaris FK BUMN Ferry Hariawan mengatakan, dukungan yang diberikan yakni sosialisasi pencegahan, rehabilitasi korban narkoba, serta program alternatif development, menggantikan penanaman ganja ke tanaman produktif lainnya.
"Untuk rehabilitasi, kami akan mendukung pembangunan panti rehabilitasi yang sudah dibangun pemerintah provinsi, namun belum rampung. Panti ini nantinya untuk korban narkoba yang belum terkena pidana," ujar Ferry Hariawan.
Baca juga: BNN musnahkan ratusan kilogram narkoba di Aceh
Untuk program alternatif development, kata dia, BNNP Aceh fokus di tiga kabupaten, yakni Aceh Besar, Bireuen, dan Gayo Lues. Program ini untuk mengajak mereka yang dulunya menanam ganja beralih ke tanaman lainnya.
"Misalnya menanam jagung maupun tanaman bernilai ekonomis lainnya, termasuk beternak ayam maupun lainnya. Tujuannya agar mereka tidak lagi menanam ganja," kata Ferry Hariawan pula.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019