Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan I (Kemendikbud) siap untuk mencetak kader muda tangguh bencana.Kota Jakarta warganya masih belum siap dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, dalam 5 tahun ini, FMIPA UI siap menjadikan sekolah-sekolah di seluruh kota DKI Jakarta sekolah percontohan dalam pengurangan risiko bencana
"Kami telah melakukan sosialisasi dan simulasi Mitigasi Bencana Ramah Anak di Cilincing Jakarta Utara yang diikuti oleh 35 siswa-siswi SMA dan SMK," kata pengajar Program Studi Geologi UI Muhammad Rizqy Septyandy, di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Sabtu.
Ramah anak yang dimaksud, kata dia, adalah yang mudah dipahami oleh anak seperti menggunakan buku "pop up" bencana dan melalui integrasi mata pelajaran yang dipelajari di sekolah.
Rizqy mengingatkan bahwa warga Jakarta, khususnya warga sekolah, belum semuanya siap menghadapi bencana, terutama kebakaran dan gempa bumi.
"Kota Jakarta warganya masih belum siap dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, dalam 5 tahun ini, FMIPA UI siap menjadikan sekolah-sekolah di seluruh kota DKI Jakarta sekolah percontohan dalam pengurangan risiko bencana," kata Rizqy Septyandy.
Baca juga: UI inisiatif wujudkan sekolah tanggap bencana
Baca juga: Mapala UI siapkan bantuan ke Subang
Sementara itu staf bidang pembelajaran Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud Dr Zulfikri Anas, M.Ed menjelaskan bahwa pengintegrasian mata pelajaran untuk mengurangi risiko bencana sangat penting agar siswa dapat berpikir kritis ketika terjadi bencana.
"Harapan ke depan, sering-sering anak-anak diajak berpikir dunia nyata, melalui persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran dan kemudian dikembangkan," katanya.
Kegiatan sosialisasi itu, katanya, lebih difokuskan pada simulasi bencana yang berpotensi terjadi di Cilincing seperti banjir dan kebakaran serta potensi gempa bumi megathrust di selatan Jawa.
Sosialisasi diawali dengan persiapan ketika terjadi bencana, praktik evakuasi mandiri, dan ditutup dengan pembentukan sistem manajemen bencana di masing-masing sekolah.
Salah seorang dari SMK Negeri 36 Jakarta Fikri sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini dan berterima kasih kepada penyelenggara.
"Karena kami jadi bisa lebih paham mengenai potensi bencana yang ada di sekitar lingkungan kami," katanya.
Baca juga: Kak Seto katakan anak-anak Indonesia harus dididik mitigasi bencana
Baca juga: Permukaan tanah Jakarta Utara turun 11 cm per tahun
Baca juga: Bahan ajar kesiapsiagaan bencana tsunami diuji coba di PAUD
Baca juga: Akademisi: ajarkan pendidikan mitigasi bencana di sekolah
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019