"Program tanggap kebencanaan Kentongan ini akan dilucurkan secara resmi pada hari jadi RRI yaitu 11 September," kata Direktur Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Mohammad Rohanudin pada kegiatan sarasehan mitigasi bencana di Gedung RRI Jakarta, Sabtu.
Program kentongan RRI merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat akan adanya media massa yang fokus pada mitigasi bencana alam. Persoalan yang sedikit disentuh dalam kaitan pengelolaan kebencanaan di Tanah Air adalah proses edukasi.
Ia mengatakan kondisi tersebut cukup memprihatinkan, sebab banyak lembaga hanya fokus pada proses penginformasian saat peristiwa bencana terjadi serta aksi 'recovery' atau pemulihan.
"Padahal, dampak bencana alam dapat ditekan bila ada program mitigasi bencana," ujar dia.
Dalam program tanggap bencana Kentongan tersebut, RRI akan menggandeng jaringan radio komunitas yang ada di Indonesia, sehingga semuanya akan terkoneksi dengan pusat pemberitaan dan kebutuhan masyarakat tentang kebencanaan bisa terpenuhi.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo menyambut baik dan mengapresiasi program itu. Istilah kentongan positif secara filosofi nama maupun tujuannya. Dari sisi komunikasi alat tersebut sudah ada sejak lama serta dikenal oleh masyarakat sebagai kearifan lokal.
"Karena kentongan juga kalau di sisi tradisional masyarakat Jawa sudah ada sejak masa Majapahit dan telah digunakan," katanya.
Pada lapisan masyarakat zaman kolonial, jika mendengar bunyi kentongan ada dua hal yang ditangkap yakni bencana atau pencuri. Walaupun terkadang juga berbunyi apabila ada orang meninggal.
"Bunyinya lain memang, dan bunyi itulah yang coba dihadirkan kembali oleh RRI sekarang melalui program ini," kata politikus Partai Demokrat tersebut.
Baca juga: LPP RRI Palu luncurkan program mitigasi bencana kentongan
Baca juga: Wali Kota apresiasi program siaran tanggap bencana RRI
Baca juga: Akademikus sebut manfaatkan kentongan untuk peringatan dini bencana
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019