Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya melesatkan kesejahteraan nelayan di daerah perbatasan seperti Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dengan memberikan akses permodalan agar nelayan setempat dapat mengembangkan usahanya.Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan nelayan
"Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan nelayan. Salah satu upayanya ditempuh melalui peningkatan akses permodalan bagi nelayan dari lembaga keuangan, baik perbankan maupun nonperbankan," kata Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Zulficar memaparkan, pemerintah fokus mewujudkan pilar kesejahteraan, antara lain melalui akses pendanaan tersebut juga bagi nelayan yang berada di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar.
Apalagi, ia mengingatkan bahwa KKP telah dan terus memberantas berbagai bentuk penangkapan ikan secara ilegal agar keberlanjutan sumber daya ikan di berbagai kawasan perairan nasional juga terjaga.
"Nah, bagaimana kondisi yang sangat bagus ini dapat dimanfaatkan oleh nelayan Tanah Air dengan sebaik-baiknya agar usahanya semakin produktif. Di sinilah pentingnya dukungan faktor produksi, termasuk akses modal," katanya.
Zulficar mengungkapkan, fasilitas permodalan salah satunya dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Pekan Nelayan Perbatasan Bangkit yang digelar di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
SKPT Sebatik yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia memiliki nilai sangat strategis untuk mengakselerasikan perekonomian lokal sekaligus lambang kedaulatan di perbatasan. Terlebih SKPT Sebatik juga berada di kawasan perairan yang kaya dengan tingkat pemanfaatan yang masih bisa dioptimalkan.
Di Sebatik sudah mengakses pendanaan sebesar Rp8.617.500.000 untuk 171 debitur hingga akhir Agustus 2019. Sedangkan total penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk perikanan tangkap di Kalimantan Utara mencapai Rp35.823.978.085 untuk 1.508 nelayan.
"Permodalan nelayan melalui KUR ini mampu menghilangkan kendala-kendala bahwa nelayan kecil itu minim modal, minim sarana prasarana, dan lainnya. Kita pertemukan nelayan dengan perbankan, kita ubah pola berpikir mereka yang menganggap pengajuan modal dari perbankan itu rumit," imbuh Zulficar.
Untuk semakin memudahkan akses nelayan terhadap permodalan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP pada kesempatan yang sama juga meresmikan pojok pendanaan nelayan di SKPT Sebatik.
Pojok pendanaan nelayan itu menjadi tempat bertemunya nelayan dengan penyuluh perikanan, petugas konsultan keuangan mitra bank (KKMB), pendamping Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP), dan account officer lembaga keuangan dalam pendampingan proses pengajuan kredit sehingga permasalahan-permasalahan permodalan nelayan dapat diatasi.
"Kini nelayan tak perlu jauh-jauh lagi. Semua tersedia dan dapat diakses di SKPT," tegasnya.
Sementara itu, Plt Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP Syahril AR menjelaskan, kegiatan Pekan Nelayan Perbatasan Bangkit merupakan wujud implementasi agenda prioritas pembangunan nasional yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Syahril menambahkan, dengan adanya kegiatan ini, nelayan juga semakin mampu meningkatkan kapasitas usahanya dan menumbuhkan motivasi wirausaha untuk menciptakan dan mengembangan usaha ekonomi produkif sebagai mata pencaharian alternatif.
"Sebagai nelayan di pulau terdepan Indonesia, pemerintah terus mendorong agar nelayan di sini semakin berdaya dan menjadi ujung tombak penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan melalui SKPT Sebatik," ucapnya.
Baca juga: KKP yakin sentra perikanan bakal gairahkan ekonomi perbatasan
Baca juga: Tahun ini, Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Rote Ndao beroperasi
Baca juga: Pemerintah gandeng perbankan fasilitasi permodalan nelayan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019